Papuma Beach

Barisan Pemimpin Masa Depan

"Sepasang Sepatu"

Ikatan antara Aku dan Kau bagai sepasang sepatu Tak sama namun serupa Selalu beriringan meski tak bergandengan Kiri dan kanan tak saling meniadakan Ketika langkah kaki menapaki bumi Menelusuri arah yang pasti Kita selalu bergerak silih berganti Kau dan aku pernah terpisah Oleh rindu dan cemburu Kala itu kau terlempar Berjarak karena biak berarak Ku mencarimu di setiap sudut Ke balik padang yang tak tembus pandang Ke ujung tebing yang mendulang hening Ke dalam pelukan parit-parit sempit Ketika waktu rela menunggu Bersimbah ragu dalam sebuah...

"Di Penghujung Waktu"

Entah sudah berapa lama waktu berlalu Semenjak berjumpa kala itu Puncak semeru menjadi saksi bisu Akan janji setia untuk bersama selalu Desas desus terselip di antara perdu Ketika padang ilalang bergerak tak menentu Sedang rumbai pagi masih menunggu Di sepanjang tepi sunyi sebuah ranu Tatkala burung-burung berkicau Desau angin berkabar pedih nan sendu Saat itulah ragu beradu Mengetuk segenap relung yang pilu Nun jauh di dalam taman impian Kupu-kupu elok nan menawan Serupa pelangi kala air dan sinar tengah berpelukan Yang menoreh keindahan dan...

"Rumah Sementara"

Kucari diary yang telah lama terbaring di lemari Saban halaman kubuka perlahan Bagai menimang-nimang seorang bayi: Jauh di dalam sana, selaksa mimpi Yang telah dan akan kugapai Terukir indah nan rapi Ruas jariku bergerak lembut Dari satu huruf ke huruf Melompat dari kalimat ke paragraf Spasi dan bunyi kurekam dalam-dalam Hingga jiwaku terbang di antara angan-angan dan kenyataan Sampai ku berhenti Tepat di halaman dua puluh empat Di mana terpaut janji suci Janji untuk sehidup semati Tiada kusangka itulah hari ini Hari yang telah lama dinanti-nanti: Bagiku...

"Dari Hulu ke Hilir"

Tengah malam menjelang fajar Kaum bersarung datang berduyun-duyun Menanggalkan kemul berbalik arah menuju surau Surau sederhana bergaya lama Di sanalah mereka berkumpul begitu lama Lama menimba ilmu dengan bercengkrama bersama Bersama-sama menangkap suara Suara hati dan ilmu sang kyai Kyai yang meneruskan ajaran nabi Nabi terakhir yang kita teladani Wajahnya berseri-seri Seperti bunga di musim semi Tidak seperti kami yang hanya terberi Oleh ingin yang memoles diri dengan warna warni Kami hanyalah kaum yang pandai mengaku Merasa Dekat dengan...

"Simfoni Pagi"

Kali ini kubicara melalui butir embun yang melingkar di daun Yang membeku bersama sunyinya malam Di panggung yang sepi Ayam-ayam mulai bernyanyi Bagai simfoni di persimpangan malam dan pagi Sementara lantunan jangkrik di semak belukar Bergetar-getar bagaikan tarian senar gitar Mereka berjumpa di badan suara Kemudian menyulam irama jagat raya O talas yang tak tersentuh basah Lihatlah mutiara pagi mulai berseri Tatkala bening berpendar Lalu menyentuh jiwa yang keruh Komposisi terus berganti Hingga keduanya kembali O rumput yang bermain bersama...

"Hari H"

Jauh-jauh hari siapkan diri Ketika pendulum waktu berlari: Perayaan hari-hari besar bertamu lagi Sorak sorai begitu ramai: Hore...hore..hore... Anak-anak berlari-lari kesana kemari Wajah mereka berseri-seri Bahagia tiada tara Duka lara seakan tak terbaca Itulah di negeri kami... Sementara di negeri seberang Anak-anak masih berjuang Mencari riang yang hilang Sebab perang masih meradang Pelor senapan datang bagai angin topan Rudal jatuh seperti rintik-rintik hujan Bom hancur sekitar pun lebur lalu terkubur Ranjau tanam bak sedang bercocok tanam Begitulah...

"Kembang Wangi"

Malam serasa berbeda jika kau ada di sana Kau Sembunyi di balik buku yang kau baca Ku hanya diam seribu bahasa Ingin kueja kata-kata yang kau baca Agar aku mengerti apa yang sedang kau rasa Namun semakin ku mencoba Diriku tak kunjung bisa menerka Kau memang seperti mawar berduri Semakin ku dekati, durimu kian menyakiti Namun wangimu selalu bisa kunikmati Walau aku tiada pernah mengerti Laksana sedang sakau di atas kesadaran diri Pagi serasa berbeda kalau kau ada di sana Kau Sembunyi di balik laku yang cenderung kaku Ku hanya terpaku bagai membatu Namun...

Hidup di manakah kita?

Tersiar kabar melalui dunia maya: Publik ramai tunjuk sana dan sini Emosi buncah bagai erupsi gunung berapi Melahap segala yang dijumpai Lantaran Kata-kata tanpa ekspresi Sebab tanda-tanda tanpa bunyi Tersebar melalui suara dan frekuensi Sampai menunggangi kendali hati nurani Seketika celah-celah terbuka lebar Selebar lubang antara anyaman pagar Namun suara-suara masih terdengar Dari lidah dan bibir yang bergoyang Lalu menusuk telinga yang sembarang menangkap getar Kemudian angin genit pun tiba-tiba mengusik sabar Kini nasi telah menjadi bubur Citra...

"Tolonglah Kami"

Jangan biarkan kami terlena Lega sewaktu berlaku tega Bangga bergelimang dosa Tenggelam dalam samudera nista Merenggut nyawa yang tak berdosa Bahkan menghalalkan segala cara Hanya untuk menguasai yang fana Bukan tuk ridho sang pencipta Maka tolonglah kami Dari pikiran yang tak terisi Dari laku yang keji Dari jiwa yang tidak murni Dari raga yang hilang kendali Dari hati yang mati Hanya itu yang kunanti Cintai dan ridhoilah kami...

"Menyusuri Jejak"

Perjalanan adalah untaian pengalaman yang mengisahkan suatu misteri, peristiwa, proses, perjuangan, kenangan dan harapan. Kadang kala berjumpa dengan yang diharapkan dan diimpikan. Namun terkadang pula situasi dan kondisinya tidak sesuai, tiba-tiba hadir dalam kehidupan kita. Sepanjang jalan yang penulis lalui, banyak tempat dan peristiwa yang bisa diamati dan dinikmati. Kampus yang megah dengan bangunan intelektual, spiritual dan ruang aktualisasinya. Sekitarnya banyak kos dan kontrakan yang penuh oleh orang yang berdomisili sementara baik untuk...

"Merindukan Lindu"

Menjelang pertengahan malam, tiba-tiba gempa menggoyang dengan kekuatan 6,2 skala Richter. Gejala alam tersebut seringkali terjadi di negeri ini. Saat gempa berlangsung sebagian orang berlomba-lomba keluar dari bangunan bertingkat, karena khawatir roboh. Ada yang sibuk update status dulu, kemudian menyelamatkan diri. Banyak yang tergopoh-gopoh mencari tempat yang tinggi karena takut terjadi tsunami. Bahkan ada pula yang tidak tahu kalau gempa sedang terjadi, karena asyik dengan aktifitasnya masing-masing. Namun bagi petugas Badan Penanggulangan...

"Senjata Media berwajah Ganda"

Perkembangan media baik cetak maupun online dewasa ini sangat pesat. Media menjadi kiblat baru yang mengarahkan dan merubah pandangan dan kondisi sosial, politik dan budaya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Media dengan segala aspeknya menggerakkan pengguna, perancang, pemilik dan penciptanya untuk saling mempengaruhi dalam tingkat kesadaran tertentu. Media dalam banyak referensi menjadi gerbang informasi, jembatan komunikasi, penyambung lidah, penentu kebenaran, penghias fenomena, penghukum dan penilai, penambah dan penguat referensi,...

"Bunga yang Beku"

Di bawah cahaya rembulan angin datang menusuk tulang Iblis putih sedang menutup pandangan Kesunyian malam mengikis kehangatan Tiba-tiba kau datang tanpa senyuman Seketika malam membeku laksana gumpalan Bertahan bak gunung es di kutub selatan Meski ku belai dengan rayuan Ku berikan sekuntum wewangian Ku dirikan istana megah dan berlapis berlian Tiada sedikit pun kau berubah haluan Wahai bungaku Kembalilah ke dalam rumah impian Temanilah daku ke taman keindahan Di sana hanya ada cinta dan kedamaian Bukan permusuhan dan perang berkelanjutan Wahai...

"Pahlawan milik siapa?"

Sebentar lagi hari bersejarah terulang kembali, 10 November. Orang-orang biasa menyebutnya dengan "hari pahlawan". Pahlawan bagi setiap orang bisa berbeda-beda. Lantas manakah pahlawan yang sesuai dengan tanggal tersebut? Sebelumnya mari kita simak definisi pahlawan. Menurut KBBI, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 33 tahun 1964 tentang penetapan, penghargaan, dan pembinaan terhadap pahlawan Bab I Pasal...

"Sumpah itu (bukan) Sampah"

Wahai lembaran sumpah Pantaskah kami bersumpah atas nama pemuda pemudi? Sedang Di tangan kami tertumpah darah-darah rakyat Tulang belulang mereka hancur berserakan berhamburan di tanah Tanah bekas keringat-keringat jerih payah Lumbung dan hartanya telah terkuras habis Oleh Iming-iming balas budi dari sisa Yang kami curi Kau sengsara pun kami tiada sedikit peduli Sebab kau rela mati di tangan temanmu sendiri dan rakyat pribumi Kaum berdasi dan lintah luar negeri Wahai bait-bait sumpah Pantaskah kami bersumpah atas nama pemuda pemudi? Sedang hutan...

"Seandainya Saya (bukan) Pahlawan"

Dulu bersatu padu merebut 'merdeka' Semangat juang berkobar dimana-mana Pekik suara membumbung di udara Coretan perlawanan terukir di tembok-tembok dan jalan raya Di spanduk dan selebaran yang ditebar bak spora Di pagar dan atap rumah yang terjangkau mata Angkat senjata hantam jantungnya Serbu menyerbu di medan laga Gegap gempita menggugat rasa Komat kamit merapal kata Mengajak semesta tuk bergerak bersama Sebab angka telah jauh berbeda Jeritan pedih tertembak pelor dan ledakan bom penjajah Bercampur darah yang tertumpah di tanah Mengalir bagai...

"Dia"

Aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata-kata seindah dirimu Aku bukan raja yang terbiasa bersikap tegas seperti dirimu Aku bukan orator yang handal meramu wicara tatkala bersuara selancang dirimu Aku bukan seniman yang lihai menata estetika Sebaik dirimu Tapi izinkanlah aku selalu mencintamu di dalam setiap hembusan nafasku Izinkanlah aku berbagi warna dalam barisan pelangi hidupmu Izinkanlah aku merindu melalui bait-bait doa di setiap ibadahku Izinkanlah aku mendampingi di beragam keadaanku Izinkanlah aku bersama melalui  lembaran...

"Batas Samar di Antara Kita"

Belakangan ini tersiar kabar akan ada aksi besar-besaran di Ibukota, Jakarta. Aksi yang akan berlangsung pada 4 November 2016 mendatang bertemakan aksi bela islam, menolak penistaan agama. Hal ini didasari pernyataan gubernur Jakarta, biasa disapa Ahok, beberapa waktu lalu. Massa yang akan turun jalan tersebut berkisar antara ratusan bahkan ribuan orang. Berapa pun jumlahnya akan terasa nantinya. Menurut penulis, pesertanya adalah kebanyakan orang islam, namun boleh jadi ada penumpang lain yang ikut-ikutan. Penumpang ideologis, organis bahkan...

"Maaf! Jangan ganggu, sedang ada sidang"

Akhir-akhir ini media cukup fokus dengan drama sidang pembunuhan dengan racun sianida. Sidang tersebut akhirnya sampai juga di babak akhir, vonis. Sidang yang panjang dan melelahkan bagi keluarga korban, tersangka, jaksa dan hakim. Juga bagi penonton yang berada di luar sana. Seakan-akan sidang ini berkata, "Maaf! Jangan ganggu, sedang ada sidang". Sidang tersebut menjadi menu utama yang menyembunyikan persoalan yang lain. Padahal di luar sana banyak kasus yang boleh jadi lebih menarik, menegangkan, menyenangkan bahkan memperihatinkan yang layak...

"Sepenggal Surat untuk Status"

Hey kau yang cinta tuna bukan tuna cinta Lambaikan tanganmu Angkat wajahmu Busungkan dadamu Buang ragu yang kau cumbu Tunjukkan padanya bahwa kau mampu Tak terpedaya candu-candu Hey kau yang buta asmara bukan asmara yang membabi buta Lepaskan tanganmu Bukalah matamu Kepakkan sayapmu Terbanglah semampumu Taklukkan belenggu-belenggu di sekitar relungmu Tunjukkan padanya Bahwa kau kuat Tak mudah terpikat Apalagi terjerat Oleh hasrat semu yang memikat Hey kau yang buta aksara bukan aksara buta Galilah akal budimu Tajamkan indramu Bentangkan cakrawalamu Lunakkan...

"Sebatang Tubuh"

Wahai batang tubuh yang menjelma di tengah kesendirian Kirimkan bait-bait tepi kepada sang kesunyian Sunyi senyapmu yang hilang dari bayang keramaian Mengusik malam yang menghitam Menampar gelombang yang datang menghadang Walau hanyalah tubuh yang sepi Namun hadirmu adalah api Yang mengobarkan darah juang berapi-api Tiadamu adalah histori Yang terukir di memori Gerakmu adalah teknologi prototype perubah mimpi-mimpi Menjadi sesuatu yang berar...

"Tombol Move on Sulit Ditekan"

Tepat hari ini, 25 Oktober, peristiwa itu menimpa keluarga kami. Sehari sebelumnya suasana mencekam karena ada yang mati dikeroyok. Menurut penuturan mas buntil, yang jualan nasi goreng depan toko sebelah TKP, "Ada Orang dikeroyok, tapi kurang tahu siapa, dia mati seketika, mungkin dia melakukan suatu kesalahan". Tetapi menurut saksi yang lain berbeda. Menurut pak Siong yang pakai kaca mata, "Orangnya tidak bersalah, memang dia punya ikatan darah dengan tokoh yang dianggap 'kiri' itu. Sedangkan dia baru sampai tiga hari yang lalu dari tanah rantau,...

"Bermimpi Punya Gelar"

Malam terasa semakin dingin saat menjamu teman dengan secangkir kafein. Angin berhembus seperti seorang ibu menimang anaknya. Hingga akhirnya terlelap dan bermimpi banyak hal. Di dalam taman mimpi yang beragam rupa dan warna itu, wajahnya pun ikut berubah-ubah, ada salah satu adegan yang sepertinya menarik karena wajahnya tersenyum manja, yakni ketika bertahta di atas kursi goyang yang bernama gelar. Gelar tersebut terdiri dari gelar fisik, gelar intelektual (studi), gelar kerja, gelar usaha, gelar karya, gelar tokoh, dan banyak lagi. Gelar ini...

"Santri Miring"

Sore ini hujan turun deras sekali. Sembari menanti reda, jari jemari berjalan mengiringi status orang-orang di media sosial. Ada yang ramai menyambut hari santri, ada yang curhat masalah pribadi, ada yang sibuk menyampaikan nasib wong 'cilik', ada yang pamer agenda safari politik, dan banyak lagi. Kali ini penulis akan fokus dengan hari santri. Dimana, Santri adalah orang yang menuntut ilmu atau mengenyam pendidikan (proses belajar) khusus dengan berpegang teguh pada nilai-nilai atau ajaran agama (baca : islam) di lingkungan pondok. Pengajarnya...

"Panggung Sementara"

Suatu hari menjelang pagi, ternyata televisi masih menyala dan berbicara sendiri. Saat terbangun, salah satu media memberitakan perihal perebutan kursi DKI 1. Seketika teringat langsung pada pentas teater di kampus UM tadi malam. Pentas tersebut bercerita tentang seorang tokoh yang otoriter dalam mengurusi dapurnya, sehingga rakyatnya terbelenggu, dan tragedi-tragedi lain yang bersinggungan dengan tokoh ini. Baru bangun saja televisi sudah menyodorkan hidangan seperti ini. Kemudian datang lagi berita tentang gelagat partai politik dalam menentukan...

"Mencari Jalan Lain"

Ruas jalan merangkak perlahan Sedang kendaraan yang tumpah di jalanan bagaikan balapan Citra Pusing tujuh keliling mencari jalan Dika pun geleng kepala keheranan Sembari bergegas tancap gas Berkutat menyusuri celah yang ketat Telat sedikit nanti pasti rugi Kalau Buru-buru malah celaka alias setor nyawa Bergerak pelan akan ketinggalan Namun Menanti sunyi tuk beranjak pergi Bagai bermimpi di siang hari Kini Trotoar-trotoar mulai memar Diinjak ban-ban yang gemar Digusur penumpang-penumpang liar Pada Akhirnya jalan terasa tak cukup lebar Meski seringkali...

"Memori"

Aku bukanlah memori Yang bebas kau isi sesuka hati Kau penuhi lalu kau tinggal pergi Tanpa peduli sesak yang kian terasa Duka lara mengakar di dada Aku bukanlah memori Yang bebas kau isi sesuka hati burukku kau biarkan membusuk Dagingku kau tusuk-tusuk Tulang rusukku kau buat remuk Aku bukanlah memori Yang bebas kau isi sesuka hati Diam-diam kau sibuk mencari Lingkar jari yang ku beri seolah tak berarti Kau hanyutkan di deras banjir yang menggenangi Aku bukanlah memori Yang bebas kau isi sesuka hati Barang bumi yang ku gali Batang hutan yang...

"September"

Bulan september datang bulan Tragedi tertimbun di bawah reruntuhan Berbilang-bilang tiada terbilang Silang menyilang ditinggal belang Luka September masih tersisa Bergelimang air mata di pusara phobia Mengelus jejak yang tergores luka Ditimang-timang rayuan manja sang penguasa Memori September dikenang dimana-mana Massa aksi tumpah di jalan raya Bendera setengah tiang berkibar seperlunya Cahaya lilin berpijar menembus gulita Di Sekitarnya bertabur bunga-bunga Dan Rangkaian kata-kata bersanding dengannya September lalu telah menepi Bulan baru...

"Aduhai Kekasih"

Aduhai kekasih Sepertinya letih, tersenyumlah Biarlah bibir merahmu merekah Tak usah resah berkeluh kesah Aduhai kekasih Sepertinya gerah, tertawalah Lepaslah geram yang bercongkol di dalam Tak usah bimbang kalau suara sumbang datang Aduhai kekasih Sepertinya susah, sabarlah Sematkan diri lalu jalani yang telah diyakini Tak perlu ragu andai cukup mampu lalu lalang rintang yang menghadang pasti berlalu Seperti perjalanan waktu Aduhai kekasih Sepertinya gelisah, tenanglah Peluklah tonggak yang berdiri tegak dengan erat-erat Tak perlu jengah apalagi...

"Pil Pemilu"

Jungkir balik jejal pendapat Turun ke bawah menjaring rakyat Mulai dari Atraksi magic seperti akrobat Orasi panggung yang memikat Wacana manis penebus niat Manuver kocak ala capung nekat Amplop wasiat bagi saku terdekat Jabat berjabat tangan pejabat Safari momental di kala sempat Kendati lupa setelah dilihat Sorak sorai tumpah di jalanan Lambaian tangan di atas bangunan Di pohon-pohon berjejeran bagai selebaran Di tiang-tiang melawan ancaman Di halaman bahkan lapangan Teriak kegirangan Dari kejauhan hanya terlihat tangan-tangan yang dicalonkan Simpatisan...

"Kurban yang Tergadaikan"

Detik-detik menjelang 'Idul Adha Sebagian menghadap ilahi Menunaikan ibadah haji Setelah sekian lama menanti Sebab menunggu nomor antri Yang lain menghamba lewat puasa Sedekah dan kurban ditunaikan bagi sesama Karena tidak semua bernasib sama Hari raya kurban sebentar lagi Orang-orang sibuk menyiapkan diri Hewan sembelihan siap didandani Mereka cantik seperti putri Sehat dan Gemuk bagai atlet berisi Meski leher berjumpa belati Dia masih memasrahkan diri Kulit Daging dan tulang dibagi-bagi Hingga tak satu pun yang terlewati Walau ada pula yang...

"Papan Nama"

Oh pejuang Aku tidak kunjung paham Kenapa orang berjuang dan bertahan Padahal nyawa dipertaruhkan Tak sedikit yang hilang Berjarak dengan ruang setelah dibuang Bahkan ada yang mati Dilahap api Disayat belati Ditelan racun Dipenggal jagal Ditimbun tanah Entah apa lagi Namun jangan khawatir kau tak kan terlupakan Suara lantangmu terbang di udara Memekik telinga mendobrak dada Merawat ingatan yang pura-pura lupa Melawan lupa yang sadarnya tak lama Wahai pejuang Sedikit lancang ku sampaikan Nisan baktimu tak akan lekang Meski tulisannya hilang Karena...

"Nyanyian Seorang Tahanan"

Kini ku hanya bisa diam Dengan mata tertutup Mulut dikunci rapat Tangan di ikat erat Hanya terdengar suara bisikan Langkah yang agak berat Lalu ku digiring entah kemana Sampai akhirnya menjelma di tengah ruang minim cahaya Semua tampak gelap Baunya pengap Tanpa tikar Tanpa hiasan Tanpa perabotan Rupanya Ku di buang dari tatapan Beranjak ke ruang ratapan Hujatan tiada terlewatkan Ancaman tiada ketinggalan Peluru datang bagai sengatan Ditendang ditekan santapan harian Dilecehkan diabaikan menu tambahan Terkadang berjumpa penyesalan Hari berganti...

"Lempar Batu Sembunyi Tangan"

Berulang kali kau bilang aku kepala batu Sedang batu belum tentu mau Batu diam tidak mau tahu Batu kan tidak punya nafsu Kalau dipikir-pikir kitalah yang membatu Ah sudahlah Kau seperti melempar batu sembunyi tangan Ambil buang kemudian cuci tangan Takut disalahkan Maunya selalu dibenarkan Khawatir dijerumuskan Padahal mau diluruskan Ya sudahlah Aku seperti ngotot bela diri Padahal belum tahu pasti Mungkin percaya diri terlalu dini Berlagak orang paling suci Ha...ha..ha.. Kalau tidak begini Aku tidak akan punya jati diri Ya biar tampak punya...

"Pergilah"

Dari tadi rasa ini menusukku Menghujam di sela rusukku Tak kau biarkan ku lengah Meski sekujur tubuh terlampau lelah Menjauhlah! jangan pernah kembali tiada sudi kah datang belas kasih Pada jiwa yang gerah nan jengah Adakah Segenggam curahan hati Bagi ku yang setia menanti Hingga waktunya tiba Ku masih di sini Namun kau melangkah pergi Menjauhi tegak ku berdiri Kau memang tidak peduli Kau berlari tiada henti Sedang aku hidup seperti mati Waktu kian berlalu Gemuruh batin kian menggebu Dalam bimbang ku menunggu Rasaku yang tak tahu malu Ataukah...

"Menggapai Mimpi"

Secangkir kopi inspirasi Menemani meja inovasi Terbang dengan sayap imajinasi Merajut benang-benang kreasi 'Tuk menggapai mimpi yang bera...

"Musim apa ini?"

Apakah ini sedang musim gugur? Bom yang meledak kian menjamur Rasa takut yang menteror tak kunjung kabur Darah mengalir bercampur debu kotor Seakan jasad pantas tuk hancur Apakah ini sedang musim panas? Sepertinya kekerasan kian mengganas Yang lemah setiap detik ditindas Hak yang lain terus dirampas Yang melawan langsung dilibas Apakah ini sedang musim paceklik? Harga bahan pokok kian mencekik Oknum X ramai bermain licik Yang untung tertawa di belakang publik Sedang Rakyat kecil dihantui rasa panik Apakah ini sedang musim dingin? Rasanya penguasa...

"Rindu"

Malam ini Dia terlelap Terjaga dalam selimut malam Menari-nari di taman mimpi Malam ini Pesonanya kian memancar Bersinar bagaikan kunang-kunang Terbang melayang di tengah gulita Malam ini Bintang-bintang tertawa Purnama tersenyum di sana Lihatlah! Angkasa sedang bercerita Malam ini Hembusan angin selembut sutera Daun-daun menyapa dari balik jendela Padang ilalang goyang bersama Bergeraklah! Hutan berdansa pula Malam ini Debur ombak bercanda di bahu karang Bergulung gemuruh di hamparan pasir Buih-buih yang sejenak terdampar Dengarlah! pantai...

"Seperti di Tengah Belantara"

pohon-pepohonan ditanam pilah-pilih yang tak berguna dibuang seperti sampah hutan buatan ditimang bak anak asuh batang gelondongan terapung siap dikayuh hewan-hewan bingung tak tahu arah menapaki semak belukar sampai terengah-engah mencari pelindung di hutan lindung sebab saudaranya bengong di dalam kurung kebun binatang mulai meradang penghuni bilik tak lagi garang jatah makan dirubung lambung kenyang mimpi buruk pun menyerang dari belakang burung-burung berlatih di tangan mahir mabuk kepayang nyanyikan petuah mandor kicauan merdu hanya sebatas...

"Jejak Tertahan"

Dari fajar hingga senja    Berjuang melawan diri    Mengekang serpihan kotoran    Yang bercongkol dalam pikiran    Yang berlapis dalam dada Dari sanalah mulai terbuka Tak ada yang berbeda Apalagi terpisah Dari fajar hingga senja    Menundukkan diri    Merengkuh derajat tinggi    Tanpa iri dengki    Tanpa caci maki    Apalagi berbangga hati Dari fajar hingga senja    Mengembara dengan nafas puasa    Menapaki ruas jalan    Hanya...

"Air"

Segar hembusan angin pagi Kala jendela mulai terbuka Seperti terlahir kembali Bahagia tiada tara Sembari melepas dahaga Seteguk air begitu berharga Hibernasi istilah orang kimia Nun jauh di seberang sana Setetes H2O seperti mutiara Sebab begitu sulit meraihnya Namun Lain halnya di halaman kami Air mancur bergaya tiada henti Kolam renang bagaikan samudera Beda dengan negeri tetangga Mata air warga dijual ke mana-mana Sering pula menjadi sumber air mata Ada juga yang meronta-ronta Seolah banjir langganan saja Dan Tsunami datang secara tiba-t...

"Sahabat Pena"

suaramu sembunyi dibalik sunyi namamu tertulis di nisan bakti memorimu termangu dari hari ke hari senyummu terlukis di paras pertiwi semangatmu berkobar lintas generasi warnamu haru biru perisai sakti bintangmu kelap kelip malam hari Wahai sahabat pena Ajari kami tentang tinta Kata tak lagi bermakna Wahai sahabat pena Ajari kami tentang cerita Sebab bicara tak lagi bermakna Wahai sahabat pena Ajari kami tentang persepsi Sebab ilusi menjadi-jadi Wahai sahabat pena Ajari kami tentang teori Konsepsi seperti buah manipulasi Wahai sahabat pena Ajari...

"Berlalu"

Lompat melompat katak pun terus melompat meski ruas tambah lebar aspal semakin menebal cahaya terang benderang lompat melompat langkah sudah tak terbilang meski aral menghadang roda kendaraan melintang getir nadi tak hilang hingga terlindas menjadi mayat berserakan akhirnya hanya nama yang berlalu tinggal lah fosil masa lampau dan kenangan masa l...

"Suara Perlawanan"

Ketika suara ku dibungkam Tangan ku dikekang Langkah ku dihadang Tubuh ku ditikam pandangan ku dilarang ide ku di jegal karya ku dibuang jiwa ku tak dapat ruang Tapi ada yang tak kan hilang KEBENARAN! Karena Engkau bukanlah Tuha...

"Oh"

         Lho Kok             bisa Untung        saja Kok          enggak Tidak            tahu Masak             sih Iya                  kok Kok            begitu Ow              walah Ok tidak apa-apa Begitu saja kok            Oh      ...