"Pil Pemilu"

Jungkir balik jejal pendapat
Turun ke bawah menjaring rakyat
Mulai dari Atraksi magic seperti akrobat
Orasi panggung yang memikat
Wacana manis penebus niat
Manuver kocak ala capung nekat
Amplop wasiat bagi saku terdekat
Jabat berjabat tangan pejabat
Safari momental di kala sempat
Kendati lupa setelah dilihat

Sorak sorai tumpah di jalanan
Lambaian tangan di atas bangunan
Di pohon-pohon berjejeran bagai selebaran
Di tiang-tiang melawan ancaman
Di halaman bahkan lapangan Teriak kegirangan
Dari kejauhan hanya terlihat tangan-tangan yang dicalonkan
Simpatisan rebutan sikut kiri kanan
Injak menginjak tiada terelakkan

Kediaman suksesi tak mau diam menanti juara
Langkah strategis dirangkai sedemikian rupa
Pasukan disebar ke lumbung suara
Sedang Layar kaca sibuk mengudara
Berita-berita seakan medan laga
Rakyat merasa sepertinya itu-itu saja
Tanggapannya beraneka rupa
Ada yang pesimis seolah tak percaya
Ada yang ketus berujar "ini hanya tipu daya, Saya juga bisa melakukannya"
Ada yang ceria jagoannya masuk bursa
Ada yang pasrah sebab pesta demokrasi semakin gila
Ada yang merasa seolah tidak terjadi apa-apa
Ada yang yakin jika saatnya tiba pasti berubah juga

Sang calon pun datang
Bagai tokoh utama di suatu wayang
Rakyat tenang sejenak kemudian hilang
Seperti meneguk pil penenang
Sekarang tenang eh besoknya datang

Di sudut kota tampak bekas coretan pahlawan dulu kala
Entah apa yang tertulis di sana
Tulisannya samar-samar ditelan masa
Di perbatasan desa terdengar asa warga
Di tengah belantara tersiar balada rimba
Di sepanjang pantai, perahu nelayan bersandar pada negara

Pil pemilu kami menunggumu
Aksi nyata dari bait-bait janjimu
Janji yang telah melayang di antara kita

Kini kau telah jadi
Jangan sampai menjadi-jadi
Mengobar api di negeri sendiri
Menjual negeri untuk diri sendiri
Mencekik kami untuk sanak famili
Memperkosa ibu pertiwi demi nafsu sendiri

Kini kau telah di sana
Jangan pernah berpura-pura
Sekarang bersumpah setia
kemudian hari lupa
Tanpa sisa