"Simfoni Pagi"

Kali ini kubicara melalui butir embun
yang melingkar di daun
Yang membeku bersama sunyinya malam

Di panggung yang sepi
Ayam-ayam mulai bernyanyi
Bagai simfoni di persimpangan malam dan pagi

Sementara lantunan jangkrik di semak belukar
Bergetar-getar bagaikan tarian senar gitar

Mereka berjumpa di badan suara
Kemudian menyulam irama jagat raya

O talas yang tak tersentuh basah
Lihatlah mutiara pagi mulai berseri
Tatkala bening berpendar
Lalu menyentuh jiwa yang keruh
Komposisi terus berganti
Hingga keduanya kembali

O rumput yang bermain bersama serangga
Menari-nari ala pesta dansa
Dengan tegar melepas nafas segar
Sementara di belakang sana
Asap mengepul tiada terkira

Pipa-pipa sedang berdendang:
Paru-paru hutan tinggal separuh
U lea u lei o le
Separuh lagi sudah ditaruh
U lei u lea u le

O kumbang yang bertandang meninggalkan sarang
Menuju istana utama: mahkota bunga
Dengan riang penuh suka cita
Sari-sari kini bertaruh di ujung paruh
Mencecap manis terkuras abis

Butir-butir gula bagai paduan suara:
Manismu tak semanis tebu
E ule lei u Leo
Habis sudah sepah jadi sampah
E lea ule a leu

Mentari hanya tersenyum lebar
Sedang semburat cahaya tampak tegar
Kala suaranya terdengar
Namun simfoni pagi tertidur
Berpendar lalu pudar