Papuma Beach

Barisan Pemimpin Masa Depan

HIMASKA "Helium"

Khotmil Qur'an dan Tumpengan

Kelas A 2008

Jalan-jalan ke Candi Badut+makan bareng

Perpisahan Kelas

Foto bareng di depan Fakultas Saintek

Kelas B-4 PKPBA

Kuliah PKPBA di depan Rektorat

Keluarga Besar Heler

Mandi Bareng di Penumpasan

Muktadi Amri Assiddiqi

Narsis Rumah Jorogrand

Pramusta Bapewil IV Ikahimki

Upgreding Bapewil IV Ikahimki di Pantai Papuma

"Engkau atau Aku"

Engkau bilang aku tak terang
     Padahal aku karya gemilang
Engkau bilang aku tak debdaya
     Padahal aku masih berkuasa
Engkau bilang aku pemungut kotoran
     Padahal aku mengindahan kebersihan 
Engkau bilang aku tak bertuhan 
     Padahal aku hidup berselimut ajaran
Engkau bilang aku selalu pesimis
     Padahal aku hanya bersikap relistis
Engkau bilang aku lupa diri
     Padahal aku sedang mencari jati diri
Engkau bilang aku tidak tahu jalan 
     Padahal aku sibuk membuktikan kenyataan
Engkau bilang aku hanya mengejar keuntungan 
     Padahal aku berjuang melangsungkan kehidupan
Engkau bilang aku seperti orang gila 
     Padahal aku hidup apa adanya
Engkau bilang aku tak peduli 
     Padahal aku gemar memberi
Engkau bilang aku murahan 
     Padahal aku bukan barang tiruan
Engkau bilang aku penyebab banjir 
     Padahl aku dihambat untuk mengalir
Engkau bilang aku polutan 
     Padahal aku dibuang sembarangan 
Engkau bilang aku hanya bangunan tua 
     Padahal aku sejarah kalian semua 
Engkau bilang aku ketinggalan zaman 
     Padahal aku bagian penting peradapan 
Engkau bilang aku racun mematikan 
     Padahal aku dikondisikan berlebihan 
Engkau bilang aku orang cacat 
     Padahal aku terbukti kuat dan hebat
Engkau bilang aku sudah berkarat 
     Padahal aku tidak pernah dirawat
Engkau bilang aku cari muka 
     Padahal aku bertindak suka rela
Engkau bilang aku pecundang 
     Padahal aku mencoba berjuang
Engkau bilang aku virus perpecahan
     Padahal aku seringkali disalah artikan 
Engkau bilang aku asal bicara 
     Padahal aku belajar berekspresi saja
Engkau bilang aku sok tau 
     Padahal aku hanya memastikan yang masih ragu
Engkau bilang aku terlalu egois 
     Padahal aku mencoba tuk idealis 
Engkau bilang aku tidak romantis 
     Padahal aku respect, unity, care, love and peace 
Engkau bilang aku orang suci 
     Padahal aku lalai dengan kebenaran hakiki
Engkau bilang aku gagah perkasah 
     Padahal aku tidak melakukan darma
Engkau bilang aku nyeleneh
     Padahal aku hanya sumele
Engkau bilang aku pria banci 
     Padahal aku punya nyali
Engkau bilang aku anugerah tuhan 
     Padahal aku ditelantarkan tanpa belas kasihan  
Engkau bilang aku......


Bersambung...
    


" Aneh"

Saya orang sosial namun enggan bersosialisasi
Saya juru bicara tapi tidak suka banyak bicara
Saya orang suci tapi takut bersuci
Saya orang besar namun tidak bertubuh besar
Saya orang hebat meski tidak merasa hebat
Saya orang jujur tapi tidak berkata jujur
Saya orang hemat tapi jarang berhemat
Saya suka hati tapi bukan main hati
Saya juru kunci tapi bukan ahli kunci
Saya seorang saksi tapi bukan saksi ahli
Saya mucikari yang takut menjual diri
Saya pengotor tapi tidak berani bermain kotor
Saya sedang KKN tapi alergi dengan tindakan KKN
Saya hobi bermain tapi tidak hanya main-main
Saya suka keramaian namun benci keributan
Saya suka sendirian tapi risih kalau kesepian
Saya sering menyela tapi bukan orang tercela
Saya suka ugal-ugalan tapi takut akan kematian
Saya punya inspirasi namun bukan konspirasi
Saya suka perbandingan yang tidak membanding-bandingkan
Saya suka kedamaian tapi sengsi untuk berdamai
Saya gemas dengan ular takut wabah menular
Saya hobi barang antik tapi bukan manusia klasik
Saya orang bodoh tapi jengkel jika dibodohi
Saya adalah guru yang menolak untuk digurui
Saya orang pendiam tapi tidak senang berdiam diri
Saya butuh obat namun bukan pecandu obat 
Saya pinter merasa meski tidak merasa pintar
Saya harus tahu walaupun tidak tahu diri
Saya suka berjanji walau tinggal janji-janji
Saya mengerti keadaan meski tak tahu medan
Saya ringan tangan meski tidak punya tangan
Saya memang buta tapi tidak membabi buta
Saya berpangkat namun kadang tidak bermartabat
Saya adalah maki tapi tidak senang mencaci maki
Saya berprofesi tapi tidak profesional
Saya suka barang murah tapi bukan pemurah
Saya memang lapar tapi bukan busung lapar
Saya beruang yang gemar mengejar uang
Saya cantik tapi tidak menarik
Saya indah tapi bukan yang terindah
Saya kurus tapi bukan tidak terurus
Saya layu tapi tidak kemayu
Saya bangga walau tidak pantas dibanggakan
Saya tulus tanpa sedikitpun adanya modus
Saya modus walau sedikit bulus
Saya keras meski tadak tegas
Saya suka perubahan walau takut ketinggalan
Saya memang sugi tanpa dengan pesugihan
Saya pelupa dengan memori otak yang kuat
Saya gandrong kemewahan meski menolak ke manapun
Saya sering debat namun bukan seorang penjilat
Saya anak jalanan meski bukan anak buangan
Saya tak seperti penguasa tapi gemar berusaha
Saya banyak belajar walau bukan pelajar
Saya bisa walau tampak payah dan tak mampu
Saya rela seolah tak terpaksa
Saya cenderung langka bak hewan langkah
Saya terus terpaku walau tidak dipaku
Saya tergila meski bukan orang gila
Saya memang pendek tapi tidak perpikiran pendek
Saya benci asap tapi sering mengasap
Saya orang terpencil meski tidak dikucilkan
Saya kaku dengan kebebasanku
Saya khawatir dengan kenyamananku
Saya puas dengan semua kelemahanku
Saya bahagia dengan semua kekuranganku
Saya sabar dengan semua cobaanku
Saya terkesan mewah dengan kesederhanaanku
Saya tak biasa dengan kebiasaanku
Saya produktif tanpa menciptakan produk
Saya pro aktif meski jarang aktif
Saya memori masa lalu meski sudah berlalu
Saya barang buangan meski bukan sampah
Saya ternodai meski bukan noda
Saya angkat tangan meski masih berangan-angan
Saya alternatif meski tidak efektif
Saya berkoalisi meski tidak berambisi
Saya peluru kendali meski tidak terkendali
Saya memang fakta tapi bukan realita
Saya seimbang meski tidak berimbang
Say tidak teratur meski tahu aturan
Saya ahli taktik tapi tidak berkutik
Saya remah-remah  tapi malah tetap dikuyah
Saya aspirasi walau bukan sensasi
Saya inspirasi meski bukan motivasi
Saya ngotot meski tidak berotot
Saya tabir penutup meski transparan
Saya berambisi meski tidak memiliki visi misi
Saya bertindak konyol meski tidak tolol
Saya wajar meski tampak tak wajar
Saya penghisap meski bukan bola hisap
Saya arena judi meski bukan wadah berspekulasi
Saya benci obat meski kurang sehat
Saya pinter tapi takut dipinteri
Saya benci masalah tapi sering pecahkan masalah
Saya ingin bermanfaat tapi tak mau dimanfaatkan
Saya orang biasa tapi ingin menjadi istimewa
Saya suka melawan meski bukan pahlawan
Saya ingin dianggap meski tak tanggap
Saya lawyer meski profesional lier
Saya narsis tapi tidak rasis
Saya ngangguk-ngangguk meski tidak mengerti
Saya terbukti walau tanpa bukti
Saya fanatik walau berpikiran sempit
Saya salah kaprah meski tetap berpikir
Saya canggung meski tidak demam panggung
Saya kekurangan meski di bumi kaya raya
Saya salah tapi enggan disalahkan
Saya sosialis tapi tidak humanis
Saya pelestari budaya meski bukan budayawan

"VIRUS"

Zat kecil tampak miring tanpa kebijaksanaan
Laksana mutiara dalam kubangan
Tinta hitam menodai lautan kesucian
Ditengah pusaran fokus ilusi kebaikan
Kebajikan lenyap dengan sebelah pandangan
Konstruk pikiran menjangkiti keinginan
Kebebasan terkekang oleh penjara kepentingan
Benang halus kebenaran bak dipermainkan
Perbedaan materi tabu api perselisihan
Hal yang tak sama terlampaui dipaksaan
Asa bersama menyulut perpecahan
Budaya lokal hancur berserakan
Keegoisan dunia yang tak peduli keadaan
Semua mata tertuju layar kemudahan
Sentuhan ringan membutakan perasaan lingkaran
Iringan bel modern lupa keramahan
Instrumen lama tanpa raungan kemarahan
Wabah semu bersuka ria dalam tontonan
Menari- nari di atas darah penderitaan
Benua hitam seakan dianugerahi kutukan
Sejak dulu hingga zaman perubahan
Sebuah nama semakin dipertaruhkan

"Kedipan Maut"

Kehadiranmu sungguh mengagumkan
Kilauanmu mampu membutakan
Pesonamu seolah-olah tak bisa diremehkan
Gayamu anggun mengecohkan
Parasmu sempurna tampak menawan
Gerakmu luwes umpama tarian
Ilmumu luas seperti lautan
Pikiranmu brilian kayak ilmuan
Semangatmu membara menantang peperangan
Tubuhmu tegap berjejer dalam barisan
Pendirianmu teguh laksana pahlawan
Rasamu nikmat menyentuh perasaan
Seleramu tinggi bagaikan putri kerajaan
Bahasamu indah memikat bak sastrawan
Tanganmu ringan penuh pengorbanan
Tutur katamu lembut menentramkan
Basa basimu deras menghanyutkan
Warnamu hijau membawa kedamaian
Sisamu ramai berbagi kerusakan
Nilaimu berharga mengarahkan acuan
Jarakmu terbentang menimbulkan kesenjangan
Sajianmu menarik tampilkan hidangan ajaran
Sistemmu cobaan bagi generasi masa depan
Standarmu bagus garisi hasrat keinginan
Spesifikasimu warisan sebuah kecocokan
Panggilanmu nasehat yang patut ditunaikan
Putaranmu cuek berpacu keutamaan
Daya gunamu besar kadang lupa keadaan
Reaksimu cepat sampai lalai awalan
Suaramu menggelegar wakili suara Tuhan
Cahayamu benderang terangi sudut kehidupan
Sifatmu tersirat gejolak setiap pandangan
Fahammu agung mengecohkan pemahaman

"Roda"

Bom waktu berdetak perlahan
Volume kecil banyak kemampuan
Tak diasah sering hilang kesadaran
Tak dirawat dihampiri lupa ingatan
Tak dijaga semesta memberi beban
Seperti lokomotif dipaksa mengarungi jalan
Aus dan kurang tak bisa terelakkan
Sentuhan ringan percikan ketidakteraturan
Lintas ruang dan waktu kurang perhatian
Adaptasi bimbang penyulut api kebingungan
Melahap jiwa tanpa belas kasihan
Peduli putaran tanda mengerti kesempatan
Sedikit beralih meninggalkan penyesalan
Patokan tinggi kadang menipu pikiran
Siap di bawah penasehat ketidaksesuaian
Kerangka baru penawar kekecewaan
Berjalan mundur jangan diabaikan
Melangkah maju pantas diperhitungkan
Siklus rumit harus diseimbangkan
Menuju satu titik sempurna sebuah impian

"Fatamorgana"

Akhir-akhir ini penampilan dan keindahan nomor satu
Kulit baru bertolak ke zaman dulu
Etika dan moral semakin tak menentu
Sesuatu yang benar dianggap tabu
Hal yang pasti menjadi abu-abu
Awalnya yakin mulai terselimut ragu
Kenyataan yang memang tampak semu
Kepalsuan umpama mutiara bercahaya biru
Buah tangan tak lagi satu tapi beribu-ribu
Seharusnya begini malah jadi begitu
Semestinya ke sini kok beralih ke situ
Bertutur dan berlaku jujur dikira melucu
Sesuai haluan dinilai teramat kaku
Percaya diri dibilang tidak tahu malu
Muncul musiman kayaknya pantas ditiru
Figur lalu berlalu lalang di lembaran buku
Bak semilir angin malam sedang berlalu
Tongkat pegangan digenggam erat menyatu
Perhiasan dunia mencongkel mata yang biru
Tiga komponen yang sibuk menipu
Ajang dan judi saling beradu
Menembak jantung hati bagai peluru.

"Pilihan"

Kebanyakan orang bilang bahwa benar itu relatif
Karena ada yang ngomong salah itu tidak selalu negatif
Baik atau buruk adalah hakku
Salah atau benar itu urusanku
Besar atau kecil merupakan milikku
Berat atau ringan bagian dari pertimbanganku
Jauh atau dekat jarak memang memisahkanku
Mudah atau sulit tergantung tergantung dari caraku
Cepat atau lambat masa butuh andilku
Maju atau mundur ambisi setiap langkahku
Luas atau sempit wilayah kedudukan gerakku
Tinggi atau rendah nilai dan persepsi menempatkanku
Hak dan tanggungjawab adalah penyelaras tugasku
Bernilai atau tidak merupakan abstraksi materiku
Diterima atau tidak lingkungan yang merangkulku
Disadari atau tidak sistem mampu menyeretku
Bagus atau tidak hasil kreasi dan pikiranku
Mau apa tidak berdasarkan tingkat kepentinganku
Jadi atau tidak peluang yang berpihak padaku
Peduli atau tidak menurut intensitas perhatianku
Paham atau tidak menunjukkan tingkat pengetahuanku
Lurus atau tidak rambu-rambu arah langkahku
Adil atau tidak dipengaruhi kecondongan keputusanku
Lumrah atau tidak disandarkan kebiasaan yang menyertaiku
Murah atau tidak melekat kebutuhan dan kepunyaanku
Sukses atau tidak implikasi proses dan hasil usahaku
Halal atau tidak ditentukan sifat, hakikat, Proses dan Hukumku
Tenang atau tidak kedamaian jiwa dan perasaanku
Puas atau tidak adalah kelapangan dan kesediaan bagianku
Kokoh atau tidak kuatnya pijakan dan pendirianku
Rumit atau tidak kesederhanaan menguraikan masalahku
Jujur atau tidak keberanian melawan diriku
Kaya atau tidak terikat kebutuhan dan keinginanku
Religius atau tidak tampak kepercayaan, ibadah dan ketakutanku
Berwarna atau tidak setiap momen membentukku
Bermakna atau tidak daya guna, efektif dan efisien arti keberadaanku

"Siapa"

Cita-citaku menjadi seorang Pilot
Liat pesawat lewat langsung minta duit
Temanku ingin jadi dokter Spesialis Mata
Ternyata banyak yang tidak bisa baca dan masih buta
Dia berjanji menjadi robot raksasa
Lirik sana sini kumuh dekil tak berdaya
Kakakku berteriak lantang akan jadi ilmuan
Kaca mata tebal kurang sosial tanda cekatan
Bibiku berharap menjadi seorang perawat
Tetangga desa berceceran lemah tak terawat
Kawan kecilku berangan-angan menjadi guru
Sering sekali orang awam ditipu dan diadu
Kenalan baruku berkhayal jadi seorang artis
Nampang dikit pengennya laris dan eksis
Anak itu berharap punya banyak uang alias jutawan
Sampai lupa masih banyak yang butuh pertolongan
Rekan Kakakku mencoba jadi anggota DPR RI
Eh ternyata ada juga yang sampai jual diri
Saudaranya sudah lama jadi usahawan
Tak jarang menjalankan suatu permainan
Orang itu akhirnya terjun ke dunia politik
Setiap waktu menyiapkan trik yang menggelitik
Pendatang baru itu berusaha menjadi negarawan
Namun dia kurang tahu daerah perbatasan
Pemuda itu hanya berharap seperti orang biasa
Pantas setiap saat tidak tahu harus bagaimana
Orang tua itu selalu bertaruh menjadi orang luar biasa
Tapi tingkah laku dan kesehariannya biasa-biasa saja
Laskar dan prajurit yang berjuang jadi yang terhebat
Namun tidak ingat kalau dia pernah diikat
Pelajar itu gaya bahasanya seperti pujangga asing dan sastrawan
Lama kelamaan menggerus bahasa persatuan
Orang tuanya sudah beberapa tahun jadi pedagang
Prinsip kejujuran dan kepuasan konsumen tidak dipegang
Semua berkompetisi menjadi Menteri, Pejabat dan pegawai negeri
Tidak banyak yang benar-benar berjuang demi pribumi
Tidak sedikit yang ingin jadi penentu kebijakan
Tak sedikitpun pula yang tidak menunjukkan kebaikan
Mahasiswa kampus sebelah sering melakukan aksi
Satu dua orang tak terkendali akan berbuat anarki
Beberapa orang memang tak asing menentukan prekonomian
Sedikit kontrolnya tidak peduli terhadap lingkungan
Dampak luasnya menimbulkan kesenjangan
Ada yang berdalih menjaga hutan belantara
Malah membabat hutan secara membabi buta
Tuan tersebut keseringan mengumbar janji
Padahal belum tentu mampu menepati
Mungkin bisa jadi sering mengingkari
Bapak bertubuh tegap mencoba jadi penegak hukum
Berat sebelah sudah pasti jatah digenggam
Dulu dia diajak untuk menjadi polisi
Dengar-dengar kabar malah tidak mengayomi
Jas putih adalah kebanggaan dokter
Pasien tidak mampu banyak yang terparkir
Katanya memeras otot lebih murah daripada memeras otak
Tapi lebih murah kas orang banyak yang tergasak
Katanya sih dia memang sorang pengacara
Sedikit perkara tuntas malah banyak acara
Katanya sebagian besar penghuni adalah petani
Sampai detik ini kok masih impor padi
Lautan luas adalah ladang bagi nelayan
Nasib terombang-ambing jarang ada yang bantu mikirkan
Di jalan-jalan mesti ada yang membuka tangan
Kadang-kadang ada yang pakai topi bayaran
Setiap hari tersengat surya menegakkan bangunan
Rebahan di jalan sebab tidak punya kediaman
Tetangga Kampung bangga jadi pecandu
Memang tak mampu atau karena tidak tahu
Ikut-ikutan atau gengsi yang keliru
Belati dan keris pusaka dipande besi
Walau tidak pandai tapi tidak bertangan besi
Dari pagi sampai malam menjaga kendaraan mewah
Melangkah perlahan-lahan walau nafas terengah-engah
Berjaya seakan-akan hidup abadi
Padahal nyawa belum tentu sampai besok pagi




"Ironi"

Kata orang negeriku serpihan mutiara surga
Dongeng kuno bercerita negeri maritim pernah berjaya
Banyak yang bilang kita adalah negara agraria
Mencari apapun hampir pasti ada
Lumbung Asia dulu jadi predikat utama
Warna hijau lebat tampak menyilaukan dalam peta
Sampai saat ini kita masih tetap sama
Seakan berjalan ditempat semula
Berbagai cara hampir sudah dicoba
Namun nasib memang tak seperti asa
Mungkin karena dada penuh rasa bangga
Sampai lupa dengan apa yang tidak kita punya
Pasal tiga-tiga hanyalah tulisan belaka
Aturan subur bagi yang berpunya
Padi dan kapas simbol semata
Kota Atlantis tinggal kenangan saja
Gemah Ripah Loh Jinawi Prasasti batu gua

"Puzzle Tuhan"

Pertemuan kala itu penentu setiap hamba
Entah apa yang jadi penyebabnya
Semua masih mencari apa penyebabnya
Tunduk patuh dengan dengan berbagai macam cara
Walau kebimbangan masih menyelimuti jiwa
Sebenarnya kebenaran itu milik siapa
Berjuang merangkulnya ataukah berpangkul saja
Bimbingan wahyu ataukah akal semata
Pertemanan keduanya memang sudah lama
Keinginan, kepentingan dan keserakahan jurangnya
Kepuasan, kedudukan dan kekuasaan cadas pembuat luka
Kebohongan dan kemunafikan ilusi pemuas rasa
Laksana iklan penjerat mangsa
Kesedihan, penderitaan, dan ketakutan dampak mereka
Penyesalan bak buah simalakama
Sampai ada yang bertanya, apakah ini kewajiban saya?
Apakah cuma fungsi dan tugas belaka?
Apakah kedamaian, kemakmuran dan kesejahteraan urusan saya juga?
Apakah ketenangan dan perlindungan tanggung jawab kami juga?
Apakah kejujuran, kebaikan dan keadilan di bawah lengan kita juga?
Apakah kebiasaan, kematangan dan keilmuan terserah mereka?
Apakah kehidupan sosial dan peradaban sepenuhnya bagian dari akibat mereka?
Penyesalan memang tidak berguna
Akan tetapi Berbangga ria lebih durjana
Tak ada satupun yang tahu sebnarnya
Antara boneka dan sutradara
Antara aktor dan dalang sebenarnya
Jaminan pasti sudah menanti di depan mata
Teka-teki yang mengatur segala


"Lingkaran"

Roda kehidupan terus berputar
Kebisingan mulai sibuk dimana-mana
Padat merayap menitipkan sebuah kabar
Jam weker melaju bak pacuan kuda
Posisi lama enggan tuk bertukar
Memandang ringan dengan sebelah mata
Kontradiksi halus yang tengah mengakar
Melangkahi lubang halusinasi yang tampak sama
Bergandengan membentuk poros melingkar
Memutar lidah memahat tutur sentosa
Juru kunci berbalik perlahan memudar
Pentas indah sistem kaca mata
Maju tersungkur Mundur tersingkir
Diam tersiksa Bersuara terluka
Acuh terdampar peduli terkapar

"Masa"

Berdiri di atas kedua kaki
Melangkah dengan sepenuh hati
Berlari mengejar segenap mimpi
Menuju sebuah titik yang tak pasti
Jalan terjal berliku-liku kan dilewati
Tak peduli apapun yang terjadi
Seakan kedua telinga memang tuli
bukan berarti tidak punya mata hati
Bukan juga untuk menjual harga diri
Tapi nilai itulah yang selalu terpatri
Walau batu kerikil menggoyahkan inti
Mengerang membangkitkan sifat insani
Berontak menghantam jeruji besi
Tongkat, ilmu dan kesadaran diri menjadi kunci
Tetap menjadi diri atau hilang jati diri
Menjadi berarti atau tidak sama sekali

"Syukur"

Tangan menengadah mulut bersuara
Mata bergelimang terus bertanya
Lutut bersimpuh tanpa kuasa
Kepala Menunduk sebuah bakti nyata
Kerendahan hati kunci segalanya
Kesederhanaan kendi sumbernya
Kepasrahan nampan barokahnya
Ketulusan dan Keikhlasan pintu ridlonya
Kebaktian bukti kedekatannya
Kelapangan samudera kenikmatannya
Penghambaan cahaya penyatuannya

"Kemelut"

Ludahmu menyembur terlalu tinggi
Kokohnya pijakanmu seakan mau berbagi
Tumpahan keringatmu buat semua tak berarti
Wangi kentutmu mengikat nafas tuk berhenti
Semua teriakan hanya berharap dan niatan peduli
Masa menjawab dengan pelan dan tak berhenti
Peristiwa konspirasi atau hanya takdir ilahi
Teka-teki yang mengakar semakin misteri
Kepasrahan merekam menusuk hati
Keangkuhan berlari ke titik iri dan dengki
Rintihan ibu pertiwi mengelus dengan bakti

"Rukun"

Cueknya alam menyapa penuh keramahan
Hijaunya daun menebar aroma damai yang menyejukkan
Lirihnya deburan ombak membisikkan kekuatan
Ukiran rapuh batu karang menyuguhkan kekokohan
Hamparan pasir menuturkan makna perbedaan
Gubuk sederhana menjadi payung kebersamaan
Perapian selimut hangat jalinan persaudaraan
Rintihan derai hujan membasuh kegundahan
Alunan nada bersahutan bertukar rasa dan cerita
Keheningan malam iri dengan suasana yang tercipta
Lampu terang berpijar menerangi jiwa
Kesedihan dan Kepedihan lenyap entah kemana
Kegembiraan dan kedamaian mulai terasa
Ketenangan dan kerukunan bersatu dalam asa
Memori indah yang selalu berirama