Papuma Beach

Barisan Pemimpin Masa Depan

HIMASKA "Helium"

Khotmil Qur'an dan Tumpengan

Kelas A 2008

Jalan-jalan ke Candi Badut+makan bareng

Perpisahan Kelas

Foto bareng di depan Fakultas Saintek

Kelas B-4 PKPBA

Kuliah PKPBA di depan Rektorat

Keluarga Besar Heler

Mandi Bareng di Penumpasan

Muktadi Amri Assiddiqi

Narsis Rumah Jorogrand

Pramusta Bapewil IV Ikahimki

Upgreding Bapewil IV Ikahimki di Pantai Papuma

"Roda"

Bom waktu berdetak perlahan
Volume kecil banyak kemampuan
Tak diasah sering hilang kesadaran
Tak dirawat dihampiri lupa ingatan
Tak dijaga semesta memberi beban
Seperti lokomotif dipaksa mengarungi jalan
Aus dan kurang tak bisa terelakkan
Sentuhan ringan percikan ketidakteraturan
Lintas ruang dan waktu kurang perhatian
Adaptasi bimbang penyulut api kebingungan
Melahap jiwa tanpa belas kasihan
Peduli putaran tanda mengerti kesempatan
Sedikit beralih meninggalkan penyesalan
Patokan tinggi kadang menipu pikiran
Siap di bawah penasehat ketidaksesuaian
Kerangka baru penawar kekecewaan
Berjalan mundur jangan diabaikan
Melangkah maju pantas diperhitungkan
Siklus rumit harus diseimbangkan
Menuju satu titik sempurna sebuah impian

"Fatamorgana"

Akhir-akhir ini penampilan dan keindahan nomor satu
Kulit baru bertolak ke zaman dulu
Etika dan moral semakin tak menentu
Sesuatu yang benar dianggap tabu
Hal yang pasti menjadi abu-abu
Awalnya yakin mulai terselimut ragu
Kenyataan yang memang tampak semu
Kepalsuan umpama mutiara bercahaya biru
Buah tangan tak lagi satu tapi beribu-ribu
Seharusnya begini malah jadi begitu
Semestinya ke sini kok beralih ke situ
Bertutur dan berlaku jujur dikira melucu
Sesuai haluan dinilai teramat kaku
Percaya diri dibilang tidak tahu malu
Muncul musiman kayaknya pantas ditiru
Figur lalu berlalu lalang di lembaran buku
Bak semilir angin malam sedang berlalu
Tongkat pegangan digenggam erat menyatu
Perhiasan dunia mencongkel mata yang biru
Tiga komponen yang sibuk menipu
Ajang dan judi saling beradu
Menembak jantung hati bagai peluru.

"Pilihan"

Kebanyakan orang bilang bahwa benar itu relatif
Karena ada yang ngomong salah itu tidak selalu negatif
Baik atau buruk adalah hakku
Salah atau benar itu urusanku
Besar atau kecil merupakan milikku
Berat atau ringan bagian dari pertimbanganku
Jauh atau dekat jarak memang memisahkanku
Mudah atau sulit tergantung tergantung dari caraku
Cepat atau lambat masa butuh andilku
Maju atau mundur ambisi setiap langkahku
Luas atau sempit wilayah kedudukan gerakku
Tinggi atau rendah nilai dan persepsi menempatkanku
Hak dan tanggungjawab adalah penyelaras tugasku
Bernilai atau tidak merupakan abstraksi materiku
Diterima atau tidak lingkungan yang merangkulku
Disadari atau tidak sistem mampu menyeretku
Bagus atau tidak hasil kreasi dan pikiranku
Mau apa tidak berdasarkan tingkat kepentinganku
Jadi atau tidak peluang yang berpihak padaku
Peduli atau tidak menurut intensitas perhatianku
Paham atau tidak menunjukkan tingkat pengetahuanku
Lurus atau tidak rambu-rambu arah langkahku
Adil atau tidak dipengaruhi kecondongan keputusanku
Lumrah atau tidak disandarkan kebiasaan yang menyertaiku
Murah atau tidak melekat kebutuhan dan kepunyaanku
Sukses atau tidak implikasi proses dan hasil usahaku
Halal atau tidak ditentukan sifat, hakikat, Proses dan Hukumku
Tenang atau tidak kedamaian jiwa dan perasaanku
Puas atau tidak adalah kelapangan dan kesediaan bagianku
Kokoh atau tidak kuatnya pijakan dan pendirianku
Rumit atau tidak kesederhanaan menguraikan masalahku
Jujur atau tidak keberanian melawan diriku
Kaya atau tidak terikat kebutuhan dan keinginanku
Religius atau tidak tampak kepercayaan, ibadah dan ketakutanku
Berwarna atau tidak setiap momen membentukku
Bermakna atau tidak daya guna, efektif dan efisien arti keberadaanku

"Siapa"

Cita-citaku menjadi seorang Pilot
Liat pesawat lewat langsung minta duit
Temanku ingin jadi dokter Spesialis Mata
Ternyata banyak yang tidak bisa baca dan masih buta
Dia berjanji menjadi robot raksasa
Lirik sana sini kumuh dekil tak berdaya
Kakakku berteriak lantang akan jadi ilmuan
Kaca mata tebal kurang sosial tanda cekatan
Bibiku berharap menjadi seorang perawat
Tetangga desa berceceran lemah tak terawat
Kawan kecilku berangan-angan menjadi guru
Sering sekali orang awam ditipu dan diadu
Kenalan baruku berkhayal jadi seorang artis
Nampang dikit pengennya laris dan eksis
Anak itu berharap punya banyak uang alias jutawan
Sampai lupa masih banyak yang butuh pertolongan
Rekan Kakakku mencoba jadi anggota DPR RI
Eh ternyata ada juga yang sampai jual diri
Saudaranya sudah lama jadi usahawan
Tak jarang menjalankan suatu permainan
Orang itu akhirnya terjun ke dunia politik
Setiap waktu menyiapkan trik yang menggelitik
Pendatang baru itu berusaha menjadi negarawan
Namun dia kurang tahu daerah perbatasan
Pemuda itu hanya berharap seperti orang biasa
Pantas setiap saat tidak tahu harus bagaimana
Orang tua itu selalu bertaruh menjadi orang luar biasa
Tapi tingkah laku dan kesehariannya biasa-biasa saja
Laskar dan prajurit yang berjuang jadi yang terhebat
Namun tidak ingat kalau dia pernah diikat
Pelajar itu gaya bahasanya seperti pujangga asing dan sastrawan
Lama kelamaan menggerus bahasa persatuan
Orang tuanya sudah beberapa tahun jadi pedagang
Prinsip kejujuran dan kepuasan konsumen tidak dipegang
Semua berkompetisi menjadi Menteri, Pejabat dan pegawai negeri
Tidak banyak yang benar-benar berjuang demi pribumi
Tidak sedikit yang ingin jadi penentu kebijakan
Tak sedikitpun pula yang tidak menunjukkan kebaikan
Mahasiswa kampus sebelah sering melakukan aksi
Satu dua orang tak terkendali akan berbuat anarki
Beberapa orang memang tak asing menentukan prekonomian
Sedikit kontrolnya tidak peduli terhadap lingkungan
Dampak luasnya menimbulkan kesenjangan
Ada yang berdalih menjaga hutan belantara
Malah membabat hutan secara membabi buta
Tuan tersebut keseringan mengumbar janji
Padahal belum tentu mampu menepati
Mungkin bisa jadi sering mengingkari
Bapak bertubuh tegap mencoba jadi penegak hukum
Berat sebelah sudah pasti jatah digenggam
Dulu dia diajak untuk menjadi polisi
Dengar-dengar kabar malah tidak mengayomi
Jas putih adalah kebanggaan dokter
Pasien tidak mampu banyak yang terparkir
Katanya memeras otot lebih murah daripada memeras otak
Tapi lebih murah kas orang banyak yang tergasak
Katanya sih dia memang sorang pengacara
Sedikit perkara tuntas malah banyak acara
Katanya sebagian besar penghuni adalah petani
Sampai detik ini kok masih impor padi
Lautan luas adalah ladang bagi nelayan
Nasib terombang-ambing jarang ada yang bantu mikirkan
Di jalan-jalan mesti ada yang membuka tangan
Kadang-kadang ada yang pakai topi bayaran
Setiap hari tersengat surya menegakkan bangunan
Rebahan di jalan sebab tidak punya kediaman
Tetangga Kampung bangga jadi pecandu
Memang tak mampu atau karena tidak tahu
Ikut-ikutan atau gengsi yang keliru
Belati dan keris pusaka dipande besi
Walau tidak pandai tapi tidak bertangan besi
Dari pagi sampai malam menjaga kendaraan mewah
Melangkah perlahan-lahan walau nafas terengah-engah
Berjaya seakan-akan hidup abadi
Padahal nyawa belum tentu sampai besok pagi




"Ironi"

Kata orang negeriku serpihan mutiara surga
Dongeng kuno bercerita negeri maritim pernah berjaya
Banyak yang bilang kita adalah negara agraria
Mencari apapun hampir pasti ada
Lumbung Asia dulu jadi predikat utama
Warna hijau lebat tampak menyilaukan dalam peta
Sampai saat ini kita masih tetap sama
Seakan berjalan ditempat semula
Berbagai cara hampir sudah dicoba
Namun nasib memang tak seperti asa
Mungkin karena dada penuh rasa bangga
Sampai lupa dengan apa yang tidak kita punya
Pasal tiga-tiga hanyalah tulisan belaka
Aturan subur bagi yang berpunya
Padi dan kapas simbol semata
Kota Atlantis tinggal kenangan saja
Gemah Ripah Loh Jinawi Prasasti batu gua

"Puzzle Tuhan"

Pertemuan kala itu penentu setiap hamba
Entah apa yang jadi penyebabnya
Semua masih mencari apa penyebabnya
Tunduk patuh dengan dengan berbagai macam cara
Walau kebimbangan masih menyelimuti jiwa
Sebenarnya kebenaran itu milik siapa
Berjuang merangkulnya ataukah berpangkul saja
Bimbingan wahyu ataukah akal semata
Pertemanan keduanya memang sudah lama
Keinginan, kepentingan dan keserakahan jurangnya
Kepuasan, kedudukan dan kekuasaan cadas pembuat luka
Kebohongan dan kemunafikan ilusi pemuas rasa
Laksana iklan penjerat mangsa
Kesedihan, penderitaan, dan ketakutan dampak mereka
Penyesalan bak buah simalakama
Sampai ada yang bertanya, apakah ini kewajiban saya?
Apakah cuma fungsi dan tugas belaka?
Apakah kedamaian, kemakmuran dan kesejahteraan urusan saya juga?
Apakah ketenangan dan perlindungan tanggung jawab kami juga?
Apakah kejujuran, kebaikan dan keadilan di bawah lengan kita juga?
Apakah kebiasaan, kematangan dan keilmuan terserah mereka?
Apakah kehidupan sosial dan peradaban sepenuhnya bagian dari akibat mereka?
Penyesalan memang tidak berguna
Akan tetapi Berbangga ria lebih durjana
Tak ada satupun yang tahu sebnarnya
Antara boneka dan sutradara
Antara aktor dan dalang sebenarnya
Jaminan pasti sudah menanti di depan mata
Teka-teki yang mengatur segala


"Lingkaran"

Roda kehidupan terus berputar
Kebisingan mulai sibuk dimana-mana
Padat merayap menitipkan sebuah kabar
Jam weker melaju bak pacuan kuda
Posisi lama enggan tuk bertukar
Memandang ringan dengan sebelah mata
Kontradiksi halus yang tengah mengakar
Melangkahi lubang halusinasi yang tampak sama
Bergandengan membentuk poros melingkar
Memutar lidah memahat tutur sentosa
Juru kunci berbalik perlahan memudar
Pentas indah sistem kaca mata
Maju tersungkur Mundur tersingkir
Diam tersiksa Bersuara terluka
Acuh terdampar peduli terkapar

"Masa"

Berdiri di atas kedua kaki
Melangkah dengan sepenuh hati
Berlari mengejar segenap mimpi
Menuju sebuah titik yang tak pasti
Jalan terjal berliku-liku kan dilewati
Tak peduli apapun yang terjadi
Seakan kedua telinga memang tuli
bukan berarti tidak punya mata hati
Bukan juga untuk menjual harga diri
Tapi nilai itulah yang selalu terpatri
Walau batu kerikil menggoyahkan inti
Mengerang membangkitkan sifat insani
Berontak menghantam jeruji besi
Tongkat, ilmu dan kesadaran diri menjadi kunci
Tetap menjadi diri atau hilang jati diri
Menjadi berarti atau tidak sama sekali

"Syukur"

Tangan menengadah mulut bersuara
Mata bergelimang terus bertanya
Lutut bersimpuh tanpa kuasa
Kepala Menunduk sebuah bakti nyata
Kerendahan hati kunci segalanya
Kesederhanaan kendi sumbernya
Kepasrahan nampan barokahnya
Ketulusan dan Keikhlasan pintu ridlonya
Kebaktian bukti kedekatannya
Kelapangan samudera kenikmatannya
Penghambaan cahaya penyatuannya