Papuma Beach

Barisan Pemimpin Masa Depan

HIMASKA "Helium"

Khotmil Qur'an dan Tumpengan

Kelas A 2008

Jalan-jalan ke Candi Badut+makan bareng

Perpisahan Kelas

Foto bareng di depan Fakultas Saintek

Kelas B-4 PKPBA

Kuliah PKPBA di depan Rektorat

Keluarga Besar Heler

Mandi Bareng di Penumpasan

Muktadi Amri Assiddiqi

Narsis Rumah Jorogrand

Pramusta Bapewil IV Ikahimki

Upgreding Bapewil IV Ikahimki di Pantai Papuma

"Panggilan"

Suara panggilan datang.
Separuh bulan memandang,
dan awan riang mengundang.
Menggiring dekapan memasuki gerbang.
Pulang ke dalam pelukan.

"Bara dan Kapas"

Berkepal-kepal kapas jingga di langit
Tak sepadan senja di langit-langit
kalbumu, kekasih
Tetapi segumpal debu di gurun
batinmu
Selaksa bara yang berapi-api
Tiada sepi, tiada tepi

"Kandung"

Kau ibarat mendung.
Terbendung.
Mengandung.
Berduyung-duyung.
Menimang indung.
Meminang tudung.

"Garis Hidup"

Di hadapan buku
    Kita hanya bisa berkubu
Di depan yang baku
    Kita hanya bisa mendaku

Di dalam tubuh bambu
    Kita hanya lapis berbuku
Di tengah ladang rambu
    Kita hanya baris bersumbu

Di urutan daftar laku
    Kita hanya lembar berlaku
Di antara jalur laku
    Kita hanya penumpang laju

Akhirnya terhambur
Terkubur berkabur baur
lantas lebur

"Laku"

Bila laku
sebagai muara lakumu
Maka kau kan meramu
Keras tebu bertabur tabu
atau,
Pahit tabu berpupur tebu

Tentunya,
hanya kau yang berlaku
hanya laku yang berlalu

"Tinta tentang Kita"

Satu hal perlu kauingat
Pagi sudah lewat untuk tinta mendekat,
pun berkarat dalam lekat

Maka kita harus bergegas
mengejar langkahnya
Sebelum tergilas habis
oleh sapuan masa

"Selapang Dada"

Dada,
tak sekedar berongga
Segalanya tercermin darinya
Kadang merupa gulita
Kadang pula meraga pelita

"Cerita Basah"

Di antara awan yang bergumul
dan angin yang menggiring judul
Aku muncul sebagai teduh
Bagi hamparan tandus yang haus peluh

Dengan rendah hati
kuceritakan seberkas mimpi
untuk sebagian penghuni
Melalui pawai pelangi
meski tak abadi

"Jumat Agung"

Ketika hari yang agung
datang berkunjung
Kuharap bisa menyelam ke dalam terang
bahkan tenggelam, jauh lebih dalam

"Petualangan Malam"

Sepotong rembulan
merangkak perlahan, bertualang merenungkan jejak malam
Sebelum tapak terang
datang bertandang

"Malam Pengantin"

Sayap-sayap jiwaku
meruntut lekuk tubuhmu
yang pernah kucumbu
Di bawah kubah malam
seribu bulan

"Enigma"

Aku teka-teki
Kau misteri
Namun kita adalah sandi
Pembentuk mata rantai
Yang terhubung oleh sendi-sendi

"Purnama"

Tepat di atas kening
Purnama bergeming
Menghimpun kenang
Ke dalam sarang

"Nyala Puisi"

Mari nyalakan puisi
Sebagai lentera bunyi
Serupa matahari