"Rumah Sementara"

Kucari diary yang telah lama terbaring di lemari
Saban halaman kubuka perlahan
Bagai menimang-nimang seorang bayi:

Jauh di dalam sana, selaksa mimpi
Yang telah dan akan kugapai
Terukir indah nan rapi

Ruas jariku bergerak lembut
Dari satu huruf ke huruf
Melompat dari kalimat ke paragraf
Spasi dan bunyi kurekam dalam-dalam
Hingga jiwaku terbang di antara angan-angan dan kenyataan

Sampai ku berhenti
Tepat di halaman dua puluh empat
Di mana terpaut janji suci
Janji untuk sehidup semati

Tiada kusangka itulah hari ini
Hari yang telah lama dinanti-nanti:

Bagiku altar sudah terlampau sunyi
Ketika kami duduk bersebelahan
Sedang ayat suci sedang dilantunkan
Sebagai cahaya di lembar penyatuan

Kala sebuah cincin melingkar di jari
Tak terasa air mata membasahi pipi
Sementara saban mata yang ada Masih merekam dari segala sisi

Suara-suara telah seirama:
Halal, halal, halal
Berselang bunyi dengan nada berbeda:
Sah, sah, sah

Awal dan akhir dari mimpi-mimpi
Bergerak dari titik ini
Mimpi berpendar dari dunia imajinasi
Balik ke alam nyata yang hendak dibangun kembali

Detik demi detik akan disusuri
Kadang kala badai menyusup melalui ventilasi
Mengusik seluruh isi
Menerpa semua sisi
Tiang dan panji direngkuh sepenuh hati

Namun kala angin sepoi-sepoi menyelimuti
Teguh berdirilah dalam menghadapi
Sebab boleh jadi terselip cobaan
Terukir pesan-pesan yang hendak disampaikan

Hari berganti hari kan dilalui
Bersama-sama meniti langkah
Berharap sakinah dan mawaddah juga warahmah
Dari Tuhan mahapenyayang lagi pemurah

Masa ke masa silih berganti
Di bawah atap sunnah berdinding ibadah
Berharap berkah penuh hikmah
Walau hati dan laku berpindah-pindah
Hingga jiwa dan raga berpisah terbaring lemah berkalang tanah

Ya ilaihi rabbi
Hanya kepadaMu kami kembali