Di bawah cahaya rembulan angin datang menusuk tulang
Iblis putih sedang menutup pandangan
Kesunyian malam mengikis kehangatan
Tiba-tiba kau datang tanpa senyuman
Seketika malam membeku laksana gumpalan
Bertahan bak gunung es di kutub selatan
Meski ku belai dengan rayuan
Ku berikan sekuntum wewangian
Ku dirikan istana megah dan berlapis berlian
Tiada sedikit pun kau berubah haluan
Wahai bungaku
Kembalilah ke dalam rumah impian
Temanilah daku ke taman keindahan
Di sana hanya ada cinta dan kedamaian
Bukan permusuhan dan perang berkelanjutan
Wahai bungaku
Kembalilah ke dalam pelukan
Temanilah daku terbang melintasi awan
Di sana hanya ada persaudaraan dan kebersamaan
Bukan ketakutan dan perpecahan
Wahai bungaku
Kembalilah ke atas pangkuan
Temanilah daku melayang ke alam harapan
Di sana hanya ada perjuangan dan kerelaan
Bukan kekhawatiran dan keterpurukan
Wahai bungaku
Kembalilah ke dalam ingatan
Temanilah daku menyusuri bekunya pikiran
Di sana tampak ada kemampuan dan keluasan
Bukan kedangkalan dan kefanatikan
Wahai bungaku
Kembalilah ke dalam jiwa
Temanilah daku meresapi cahaya
Di sana hanya ada kenikmatan dan keutuhan
Bukan kemurkaan dan kesesatan
Wahai bunga yang beku
Kembalilah kepadaku
Tetaplah di sisiku
Karena hanya kau jalanku
Sekaligus tongkat dan alat bagiku