"Refleksi 280"

Teriakan lantang menusuk dari balik semak
Desah desuh nafas mulai tak terkendali
Pandangan semakin memudarkannya
Genggaman itu tak terasa mengoyak-ngoyak dirinya
Pijakannya mulai lepas dari tempatnya
Dentuman timah panas membakar kulitnya
Keringat bercucuran membasuh jiwanya
Wajah letih tampak bersinar dengan semangatnya
Menyiratkan tak ada penyesalan yang mendekap
Seakan tak ada harapan yang akan terbenam
Seakan hanya ada titik cahaya yang pasti datang 
Kemelut rasa seakan jadi baterai cadangan
Kebimbangan seakan jadi selimut ketenangan
Ketakutan seakan jadi kompor kehangatan
Kelemahan seakan jadi pedang pusaka mengerikan
Keraguan seakan jadi pilar kematangan
Kekhawatiran seakan jadi tonggak pegangan
Kekurangan seakan jadi tameng dan senapan
Itulah yang mereka titipkan kepada kami
Itulah mutiara bagi putra putri pertiwi
Itulah tongkat penegak negeri ini
Itulah kacamata pembuka hati
Itulah nilai yang tak henti tuk diwarisi