Pada secangkir kopi
Selalu tertuang puisi
Yang menyeduh bunyi
Jauh di kedalaman hati
Pernah dari bibir cangkir
Terlahir bayi cerita
berdarah aksara sebesar nama
Tersembur bak air mancur
berwajah subur selembab lumpur
Sesekali dari ruap kopi
Melayang spora peradaban
bersayap kenyataan bertulang perubahan
Merebak ke seluruh sisi
berwarna pelangi secerah matahari
Diam-diam ampas yang tersungkur di dasar cangkir
Bersujud menundukkan badan
Sembari menengadahkan tangan
Sekaligus merebahkan...
Papuma Beach
Barisan Pemimpin Masa Depan
HIMASKA "Helium"
Khotmil Qur'an dan Tumpengan
Kelas A 2008
Jalan-jalan ke Candi Badut+makan bareng
Perpisahan Kelas
Foto bareng di depan Fakultas Saintek
Kelas B-4 PKPBA
Kuliah PKPBA di depan Rektorat
Keluarga Besar Heler
Mandi Bareng di Penumpasan
Muktadi Amri Assiddiqi
Narsis Rumah Jorogrand
Pramusta Bapewil IV Ikahimki
Upgreding Bapewil IV Ikahimki di Pantai Papuma
"Garis Edar"
06.25
Corat-Coret
Siang beranjak pergi
Mengemas senja di balik topi matahari
Meski wajahnya letih tapi
Terpancar rona berseri-seri
Malam membuka diri
Menggelar rapi selembar tikar sunyi
Agar langit lekas menyelimuti mimpi
Dan merangkul sembarang melodi tak bertepi
Diam-diam seperti mati
Terang-terangan tumbuh kemba...
"Purnama dan Gerhana"
04.42
Corat-Coret
Purnama dan gerhana
Adalah dua museum purba
yang duduk bersila di angkasa
dan pintunya selalu terbuka
Untuk kita ziarahi
atau
ia bertandang sendiri
Terang-terangan atau diam-dia...
"Belum Sempat"
07.14
Corat-Coret
Lebaran tahun ini
datang terlalu dini
Karena belum sempat haturkan diri
kepada malam yang diam-diam
mengemas gelap ke dalam
lengkung peci dan tasbih sunyi
Lebaran tahun ini
datang terlalu pagi
Rasanya belum sempat tabur kasturi
kepada senja yang tiba-tiba
menyimpan gairah pagi ke dalam
wadag parfum dan mekar bunga sekuntum
Lebaran tahun ini
tiba begitu cepat
Sebab belum sempat pilih baju
yang pernak-perniknya...
"Meja Panjang"
18.06
Corat-Coret
Sudah sekian musim
kita tidak bermukim
Entah aku yang terlampau dingin
ataukah kau yang lupa arah angin
Jauh sebelum detik ini
kita sama-sama melingkari hari
yang terpaku di dinding rindu
Namun ketika masanya tiba
kita tak abai memasang mata
pada sudut lain sepanjang waktu
Meja panjang pun meradang berang
Empat kakinya legam terpanggang
Kursi di depannya meronta-ronta
Menyulap ruangan menjadi tungku menyala
Meja panjang menguap menjadi gundukan awan
...
"Satu Tiga"
01.11
Corat-Coret
Bening gelas kaca di depan retinamu
masih bisa kau tangkap sesukamu
pun sebagaimana mestinya
Sementara titik yang segaris sudut matamu
hanya bisa kau kira-kira
pun belum tentu akan sama
Namun mutiara di belakang kepalamu
Tiada sedikit pun terbaca
terlebih jika tak ada cermin
pun jika tak ada isyarat dari yang lain
Ketiganya seperti satu;
bagi yang punya mata berbeda
bagi yang pura-pura buta
bagi yang hanya dengan sebelah terbuka
Juga bagi...
"Jarak"
17.32
Corat-Coret
Jarak dua tiga bintang di angkasa
masih dapat dibaca dan dikira-kira
pun hanya terukur terhadap cahaya
Namun sejauh itu pun
masih tak lebih jauh dari celah
dua bibir yang mengatup-menganga
sepanjang masa
Jarak dua tiga zarah di sekitar kita
masih bisa diziarahi dan diprediksi
pun hanya tertentu dengan teorema, lensa, dan data
Namun sejauh itu pun
masih tak lebih jauh dari jeda
antara dua kepala yang terbuka dan bersenggama
sepanjang kala
Ia...
"Rembulan di Punggung Desa"
08.06
Corat-Coret
Senja kala di pematang sawah.
Mengintip dari balik ilalang.
Gadis desa pulang memikul galah.
Menghadap malam yang menghimpun remah.
Kilau cahaya menerpa telaga.
Terpental ke dalam gubuk tua.
Sehingga wajah desa tergambar segera.
Seperti jejak tinta sedemikian rupa.
Menjelang dini hari,
gardu di pinggir jalan bernyanyi.
Tua muda pria wanita berbagi hati,
merangkai sepi menjadi puisi.
Rembulan di punggung desa
merangkak memalingkan muka,
tenggelam ke dalam telaga cahaya.
Gairahnya menghangatkan keringat ikan dan terumbu karang.
Yang mengkristal...
"Poster Wajahmu"
07.52
Corat-Coret
Selintas pandang di seberang jalan
wajahmu masih terpasang.
Memancar sinar, mengundang.
Entah, sampai kapan mampu bertahan
menghuni papan tambatan
dalam kesendirian.
Menjelang tanggal;
aneka momentum bertandang
bayang panjang seliweran menjuru sarang
memburu bidak-bidak tunggal
agar geming tak kenal kata tertinggal.
Burung-burung berdendang.
Butir embun bergegas pulang
mengemas malam dalam kardus siang.
Hangatnya terngiang-ngiang.
Menyusup pori-pori, menyusun belulang.
Tanggal telah tanggal
gugur ke dalam pangkuan.
Wajahmu yang tipis ditarik-turunkan,...
"Nisan Angka"
16.42
Corat-Coret
"Jangan pernah ragukan kami", tegas Angka di hadapan jutaan kepala.
Yang bergeming seperti sebuah arca.
Setelah kalimat terakhir ini,
angka-angka berlaku sebagai candu.
Memasuki jaringan tepi dan sum-sum mimpi.
Merasuki apa pun yang ia mau.
Angka telah berkuasa.
Hingga meracuni siapa saja
dengan sembarang cara.
Angka mengatur apa saja
bahkan mengukur siapa saja.
Dari yang terdalam hingga terluar.
Dari yang kasat mata hingga titik buta.
Dari yang dekat hingga jauh amat.
Angka-angka telah berkuasa.
Ia bercampur debu waktu.
Menempel tanpa ragu.
...
"Tali Baru"
02.59
Corat-Coret
Tali di lingkar kepalamu
Terpaku bagaikan sebuah tugu
Yang termangu merapal waktu
Menunggu kafilah datang bertamu
Ia terikat
Begitu erat
Tapi tak menjerat
Puncaknya menyundul awan
Hingga menggundul langit berkabut
Lingkarnya mengitari titik rawan
Membentuk tarian ritmis paling lembut
Ia mengikat
Begitu hangat
Tapi tak menyengat
Sebelum petang tiba
Ikat itu masih baru
Seperti sedia kala
Entah bagaimana dengan kau
Sebelum pagi pergi
Ikat itu tetap di situ
Seperti pertama kali
...
"Surat dari Buku"
10.37
Corat-Coret
Salamku kepadamu.
Bagimu yang berbuku-buku
Bagimu yang mengeram sumbu
Bagimu yang memeram tabu
Bagimu yang mendekam kaku
Untukmu yang berpacu melepas beku
Untukmu yang sedang melawan bisu
Kepadamu yang menjadi dirimu
Kepadamu yang hanya untukmu
Hormatku kepadamu,
sebelum diriku, satu persatu
kembali bersatu
Menutup buku
Semoga engkau
tak seperti ak...
"Rumus Fi"
09.59
Corat-Coret
Bayangku berkubang
tergenang kenangan.
Padahal segenap badan
telah tumbuh dan berkembang.
Merayakan hari depan.
*
Tubuhku pongah
terpasung dinding berbayang-bayang.
Padahal seluruh jiwa
telah tegak berdiri dan kerap berlari.
Demi menghidupkan mimpi dan mengakarkan diri.
*
Namaku memiliki jantung.
Tergantung dari lakon ke lakon.
Bergelantungan dari titik ke titik, dari satu ufuk ke ufuk lain.
Padahal sepenuh hati
telah berjuang bagaimana semestinya.
Supaya menjadi seutuhnya.
*
Rumus Fi mencipta jalinan
bersilang dan bersalin
saling menentukan
saling...
"Catatan"
12.26
Corat-Coret
Catatan itu seperti terpahat sendiri
pada bahu waktu.
Meruang.
Meraung.
Mengungkap. Menangkap. Menganggap.
Mengurai dirinya sendiri.
Bagai seorang bayi merangkak. Duduk. Berdiri.
Melangkah. Berlari. Berhenti.
Catatan itu masih di sini
meski berulang kali
ada yang hidup dan mati.
Sampai nanti....
"Kantung Hujan"
06.07
Corat-Coret
Ternyata ada kantung hujan
di bawah rindang matamu.
Sepertinya cukup tuk mengguyur kemarau di hatimu.
Pun dapat menghanyutkan gemerlap taburan bunga di wajahmu.
Kantung hujan
masih mengandung
dan menggantung.
Menunggu ka...
"Malam-malam"
05.54
Corat-Coret
Malam ini tak seperti
malam sebelumnya.
Begitu cerah, begitu pasrah.
Malam ini tak serupa
malam sebelumnya.
Begitu tenang, begitu menang.
Malam ini tak senada
malam sebelumnya.
Begitu buas, begitu waswas.
Malam ini tak setara
malam sebelumnya.
Begitu halus, begitu mulus.
Malam ini tak setingkat
malam sebelumnya.
Begitu cepat, begitu singkat.
Malam ini tak selevel
malam sebelumnya.
Begitu sintal, begitu kental
Malam ini bermalam
pada kamar itu
yang siap-siap mengantarnya
bercumbu menjadi sa...
"Teror"
05.24
Corat-Coret
Teror mendekor ketakutan.
Menelurkan cemas.
Menetaskan ganas.
Menumbuhkan panas.
Diam-diam. Pelan-pelan.
Ia terlahir laksana bayi benalu
yang lupa siapa ibu dan ayahnya.
Ia dibesarkan oleh pengasuh,
yang hanya kenal dirinya
yang hanya kenal bajunya
yang hanya kenal mainannya
yang hanya kenal sudut kamarnya
yang hanya kenal nganga rumahya.
Sehingga ia hanya mirip dengannya.
Orang di luar sana terlihat aneh baginya, bahkan tak senada
butir-butir yang dipangku kepalanya.
Ia buang herannya...
"Langit Malam"
12.15
Corat-Coret
Awan-awan di langit malamku
berselimut kabut, abu-abu.
Meskipun begitu,
masih tak semeriah hamparan biru
di langit gundahku....
"Aku dan Rela"
09.09
Corat-Coret
Aku rela ditelan rindu.
Asal kau ada di situ.
Aku rela dihantam pelukan.
Asal kau jauh dari kecurigaan dan kebencian.
Aku rela diusung nasib.
Asal kau belum raib.
Aku rela dihunjam hasrat.
Asal kau peluk dalam nikmat.
Aku rela dijerat ragu.
Asal kau genggam erat aku.
Aku rela dicumbu candu.
Asal kau tiadakan aku.
Asal kau tahu.
Aku sedang yakinkan diriku.
Bahwa kau selalu tahu.
...
"Tanda Baca"
11.22
Corat-Coret
Aku merentangkan kalian
sampai titik tertentu.
Supaya mudah terbaca.
Supaya bisa mengenal rindu,
sebab tanpaku,
kalian hanyalah satu
yakni barisan bertumpu.
Aku seperti pembeda,
karena sejatinya tersusun
dari anasir yang tidak sama.
Hadirku bukan untuk meniadakan,
bukan pula untuk mengaburkan.
Namun sebagai pelita bagi kegelapan.
Aku adalah belantara tanda;
yang dapat kauungkap
yang dapat kautangkap
yang dapat kauanggap.
Asalkan dirimu selalu terbuka
mendarasnya sepenuh yang kaupunya.
Sebagian kita menepuk dada
di atas mimbar...
"Ah"
12.36
Corat-Coret
Ah,
apa yang keluar dari diriku
adalah dunia kosong
sedang,
dunia yang bebas dariku
adalah wujud dunia hampa.
Di luar daripada keduanya
adalah dunia yang menyatu
di luar batasku.
dan,
sela antara keduanya adalah dunia yang sama sekali tak kujangkau
Ah ...
"Baju Baru"
09.00
Corat-Coret
Esok aku akan mengembara
ke bilik-bilik dadamu
sebelum meliuk-liuk
mengikuti lekuk tubuhmu
yang telah layu
ditinggal pergi
oleh sejumlah tamu.
Tepat di tanggal itu
kuharap umurmu belum tanggal
sebab akan kubawakan baju baru
buat menutupi nganga masa lalu
di sekujur tubuhm...
"Ingat?"
10.26
Corat-Coret
Kekasih,
bukankah selalu ada Aku dalam pengakuan?
bukankah selalu ada Anda dalam pandang?
bukankah selalu ada Dia dalam diam?
Lalu,
kenapa kau meluapkan kealpaan?
Lalu,
kenapa mereka menapikan ketiadaan?
Lalu,
kenapa kita melupakan kehadiran?
Bukankah ...
Lalu ...
Berlalu ...
Ingat ....
"Kendali"
08.25
Corat-Coret
Barangkali suara yang sampai padamu kala itu
hanya kauanggap angin lalu.
Sebab kau lebih memilih api
meski kelak pasti membakar tuannya sendiri.
Padahal akan jauh lebih berseri,
jauh lebih syahdu.
Menangkap isyarat sanubari,
yang sungguh mampu
mengungkap berjuta-juta misteri.
Tapi,
pilihanmu mesti kuhargai,
mesti kupayungi.
Karena kau jauh lebih mengerti
betapa rawannya lepas kendali,
betapa gawatnya mati tanpa arti....
"Pahitmu: Aku"
10.38
Corat-Coret
Mari seduh duniamu,
racik di ceruk batinmu;
tuangkan pelan-pelan kristal jiwamu,
tambahkan bubuk nalurimu,
lumuri dengan sebagian samudera sukmamu.
Lalu,
hirup dalam-dalam dengan karsamu.
Cecap dengan ujung karyamu.
Teguk hingga ke dalam palungmu.
Akhirnya,
pekatmu adalah satu,
hitammu adalah rindu,
dan,
pahitmu adalah ak...
"Sandaran"
08.44
Corat-Coret
Entah kenapa kau tiba-tiba
ingin bersandar pada senja
yang muncul sekejap mata
Padahal bahuku terus terbuka
untuk kausinggahi kapan saja
Bukannya aku cemburu, kekasih
Tapi nadiku berdegup malu-malu
menunggu kaucumbu
karena sudah tak terhitung
berapa kali siang-petang muncul-tenggelam berulang-ulang
Asal kautahu
bahuku seperti dulu
meski tahu akhirnya layu...
"Mata, Tuan dan Puan"
09.14
Corat-Coret
Ada tuan-tuan bermain mata
Ada mata-mata bermain tuan
Ada puan memindah tuan
Ada tuan mengindah puan
Mataku hilang tuanku datang
Tuanku pulang mataku hilang
Tuanku garang memata-mataiku
Mataku girang menuan-nuankanku
Tuan menjadi teman mataku
Mata menjadi teman tuanku
Mata tuan merubah temanku
Teman tuan menabuh mataku
Namun tanpa mereka
mata-mata kekurangan mata
tuan-tuan kehilangan tuan
puan-puan kepunahan puan
Sedang dari sini,
mereka adalah seri
titik-titik seperti rasi...
"Jangkrik"
06.31
Corat-Coret
Suaramu kala itu
tak semerdu nyanyian jangkrik
di balik panggung sunyi
yang pernah membasuh keruhku
kembali murni
Tapi, suaramu tetap lah bunyi
yang pernah mendiami gendangku
yang sewaktu-waktu dapat kuulangi
terlebih lagi ketika ganjil dan san...
"Nasib Viral"
22.38
Corat-Coret
Nasib di antara dua dunia.
Belakangan, si viral mendulang tenar.
Gaungnya hendak melangkahi semar.
Walaupun terdengar samar-samar,
namun berlapis-lapis pula yang gemar.
Aneh. Tapi lumrah.
Hampir setiap saat,
Ia melompat secepat kilat
jungkir balik bolak-balik.
Lagi dan lagi.
Seakan dunia kian menyempit.
Seakan tuannya turut terbalik.
Berlabuh jauh. Teramat jauh.
Menatap diri.
Ia pun terheran-heran.
Padahal ia tak pernah turun tangan
apalagi memainkan peran.
Tetapi namanya terus terombang-ambing dalam ingatan.
Bagaikan perahu di tengah tarian...
"Panggilan"
04.55
Corat-Coret
Suara panggilan datang.
Separuh bulan memandang,
dan awan riang mengundang.
Menggiring dekapan memasuki gerbang.
Pulang ke dalam pelukan....
"Bara dan Kapas"
08.13
Corat-Coret
Berkepal-kepal kapas jingga di langit
Tak sepadan senja di langit-langit
kalbumu, kekasih
Tetapi segumpal debu di gurun
batinmu
Selaksa bara yang berapi-api
Tiada sepi, tiada t...
"Kandung"
08.09
Corat-Coret
Kau ibarat mendung.
Terbendung.
Mengandung.
Berduyung-duyung.
Menimang indung.
Meminang tudung....
"Garis Hidup"
05.19
Corat-Coret
Di hadapan buku
Kita hanya bisa berkubu
Di depan yang baku
Kita hanya bisa mendaku
Di dalam tubuh bambu
Kita hanya lapis berbuku
Di tengah ladang rambu
Kita hanya baris bersumbu
Di urutan daftar laku
Kita hanya lembar berlaku
Di antara jalur laku
Kita hanya penumpang laju
Akhirnya terhambur
Terkubur berkabur baur
lantas lebur...
"Laku"
23.31
Corat-Coret
Bila laku
sebagai muara lakumu
Maka kau kan meramu
Keras tebu bertabur tabu
atau,
Pahit tabu berpupur tebu
Tentunya,
hanya kau yang berlaku
hanya laku yang berl...
"Tinta tentang Kita"
03.18
Corat-Coret
Satu hal perlu kauingat
Pagi sudah lewat untuk tinta mendekat,
pun berkarat dalam lekat
Maka kita harus bergegas
mengejar langkahnya
Sebelum tergilas habis
oleh sapuan masa...
"Selapang Dada"
11.20
Corat-Coret
Dada,
tak sekedar berongga
Segalanya tercermin darinya
Kadang merupa gulita
Kadang pula meraga pelita...
"Cerita Basah"
11.16
Corat-Coret
Di antara awan yang bergumul
dan angin yang menggiring judul
Aku muncul sebagai teduh
Bagi hamparan tandus yang haus peluh
Dengan rendah hati
kuceritakan seberkas mimpi
untuk sebagian penghuni
Melalui pawai pelangi
meski tak aba...
"Jumat Agung"
07.51
Corat-Coret
Ketika hari yang agung
datang berkunjung
Kuharap bisa menyelam ke dalam terang
bahkan tenggelam, jauh lebih dal...
"Petualangan Malam"
08.50
Corat-Coret
Sepotong rembulan
merangkak perlahan, bertualang merenungkan jejak malam
Sebelum tapak terang
datang bertandang...
"Malam Pengantin"
08.15
Corat-Coret
Sayap-sayap jiwaku
meruntut lekuk tubuhmu
yang pernah kucumbu
Di bawah kubah malam
seribu bulan...
"Enigma"
04.16
Corat-Coret
Aku teka-teki
Kau misteri
Namun kita adalah sandi
Pembentuk mata rantai
Yang terhubung oleh sendi-sendi...
"Purnama"
11.30
Corat-Coret
Tepat di atas kening
Purnama bergeming
Menghimpun kenang
Ke dalam sarang...
"Suara Pinggiran"
12.04
Corat-Coret
Dari ruang sempit
Berbentuk segi empat
Kudengar suara-suara tersekat, berat.
Suara luka kebencian
Suara duka ketimpangan
Suara lara kebodohan
Suara lega keangkuhan
Suara tega penindasan
Sepi. Tegang-renggang
Beresonansi.
Berdengung terngiang.
Datang.
Suara getir kemalangan
Suara getar kekuasaan
Suara sayu kepura-puraan
Suara pilu kerakusan
Suara palu perselingkuhan
Suara saru penggusuran
Hilang. Datar-tegar.
Bergelombang.
Berdendang terbang
Entah suara apa lagi
Harus kuakui
Tak semua mampu kukenali
Ketika bait ini kurangkai
Suara itu belum...
"Sang Pena"
09.02
Corat-Coret
Aku adalah sang pena
Tintaku seluas samudera
Dari hari ke hari
Setitik sepintas lintas
Menetes. Menetas bayi dunia
Meretas nyata, membingkai
Seperti dirinya
Dalam rahim masa
Ia diasuh diasih diasah
Hingga tumbuh dewasa, menua
Menjadi cakrawala.
Aku adalah sang pena
Titik di mana asal bermula
Puncak segala usul bermuara...
"Hujan Hatiku"
02.52
Corat-Coret
Hujan terjatuh
Rindu berlabuh
Tanah bersimpuh
Dada berteduh
Pelangi bersimfoni
Harmoni bersemi
Pelita melingkupi
Hati melengk...
"Kau dan Lumpur"
18.07
Corat-Coret
Suara burung itu membawaku
Pada raut wajahmu
Yang dirias lumpur
Ketika senyummu lebur
Bersama benih subur
yang kau kubur...
"Paru-paru pagi"
17.10
Corat-Coret
Paru-paru pagi
Kembang kempis
Selaras seirama
Melambungkan mimpi-mimpi
Para penghuni bumi
Paru-paru pagi
Berdenyut seperti nadi
Hampir setiap ha...
"Hadir"
08.16
Corat-Coret
Ketika bersamaku
Jangan sekali-kali
Mencari di luar diriku
Sebab bagiku
Hadirmu adalah kulminasi
Seperti angka sa...
"Hanya ingin..."
07.15
Corat-Coret
Entah kenapa aku hanya ingin bertemu
Sekadar sambung ragu agar beregu
Sekadar sambang rindu agar berpadu
Daripada sumbang jemu
Tapi tak kunjung kau jamu
Padahal hanya ingin bertemu
Hanya ingin
Hanya ingin
Kau...
"Rindu Yang Pulang"
06.31
Corat-Coret
Sudah larut malam
Saatnya rindu pulang
Memangkas jarak yang terbentang
Menjadi sebuah kealpaan...
Tumpukan Terakhir
06.46
Corat-Coret
Hidup di atas kasur plastik sisa pesta keluarga mapan adalah
hal biasa bagiku. Hidup sebatang kara di tengah rerimbun sampah sudah bukan hal
yang asing bagi diriku. Aku yang telah terbiasa mengais botol, kertas dan
remah-remah yang menumpuk di belakang rumah plat merah itu untuk menukarkannya
dengan sebotol air dan sebungkus nasi. Selebihnya saya peroleh dengan mengambil
bekas makan orang-orang yang ditinggalkan di atas meja kedai pojok.
Menjelang fajar, saya berangkat hanya bermodalkan goni
sebagai wadah penampung harapan yang tercecer....
"Dunia Mimpi"
09.59
Corat-Coret
Ketika terbangun
Sebagian hidupku tersingkir
Oleh dekapan mimpi
Yang tertinggal di balik bantal
Padahal Ingin kuulangi
Bagian per bagian yang kukehendaki
Namun memori bagai terkunci
Menolak untuk kembali
Entah,
Memoriku yang tak kuasa
Mengangkat tanda-tanda
Ataukah,
Ingatanku memang sengaja
Menyimpan milyaran bahasa
Ketika aku kembali
Duniaku telah lari
Mimpiku telah rapi
Dibungkus sun...
"Menghadap Kopi"
08.13
Corat-Coret
Bila kopinya datang
Jangan lupa haturkan kalam
Agar pahitnya tenang
Memelukmu dari dalam
Ketika kopinya tandas
Sebelum bergegas
Jangan lupa haturkan pesan
Sebentuk pujian
Kepada pemilik kenikmatan
Sampai jumpa lagi....
"Terbawa Mimpi"
07.32
Corat-Coret
Baru kusadari
Setelah sekian kali mentari menepi
Hati ini masih sepi
Lenyap terbawa mimpi...
"Segera"
01.43
Corat-Coret
Asal kau tahu
Awan di langit dadaku bergemuruh
Berkilat petir, menyambar
Ujung mahkotamu yang ragu
Akan kedatanganku
Bergegaslah buka jendelamu
Sebelum semuanya berla...
"Warta Alam"
05.42
Corat-Coret
Air
Api
Angin
Tebing
Gelombang, dan
Gejala alam tak selalu terkendali
Bergerak dengan bahasanya sendiri
Mencari keseimbangan d...
"Suatu Malam.."
08.39
Corat-Coret
Bagaimana mungkin
Mengutuk malam yang diam-diam
Merapikan kenangan
Pada kantung-kantung ingatan
Bagaimana mungkin
Menghujat malam yang diam-diam
Membasuh keletihan
Pada tikar keterlelapan
Iya, bagaimana mungkin
Mengumpat malam yang diam-diam
Menata kekhusukan
Pada alas penghambaan
Dan, bagaimana mungkin
Menghina malam yang diam-diam
Mengatur kesungguhan
Para penghuni dan pegiat malam
Suatu malam
Dalam diam
Sebelum terbenam...
"Konser Hujan"
05.11
Corat-Coret
Rintik hujan mengetuk atap
Melantunkan bait-bait hangat
Bagai orkestra bunyi
Pada panggung harmoni
Rintik hujan itu
Terjatuh lalu Berlabuh
dari hulu ke hilir
Menghantarkan pesan tersembunyi
Ketika kita asyik menikmati
Meresapi dengan segenap hati...
"Hujan dan Rindu"
08.50
Corat-Coret
Hujan menimang rindu
Rindu meminang waktu
Keduanya menyatu
Menjadi kamu
Itulah yang kutahu...
"Ritual Kopi"
10.15
Corat-Coret
Kopi tak peduli pada tamu yang menghampiri
Entah sekedar dinikmati
Dihindari maupun dijiwai
Sebab Ia telah merelakan diri
Dalam sebuah meditasi
Ia tak pernah mencaci maki
Menikam sesuka hati
Apalagi memuja diri
Sebab sunyi dan mencecapi adalah ritual suci
Yang tak pantas 'tuk dikotori
Tapi kopi sadar diri
Betapa segala bisa terjadi
Di kemudian har...
"Ah, Ternyata"
00.57
Corat-Coret
Ternyata
Rembulan punya sisi gelap
Yang berlindung
Di balik gemilang cahaya
Dan ternyata
Awan berwajah muram
Menimang kesuburan
Dalam rahim hujan
Ah, ternyata
Sisi mengemban isi
Isi mendekap sisi
Ah, ternyata
Keduanya laksana teka-te...
"Romantika Pekat"
08.22
Corat-Coret
Tempelkan bibirmu
Pada bibirku
Kemudian
Tinggalkan jejakku
Pada hatimu
Agar kau tahu
Betapa dalamnya diriku
Rekatkan hasratmu
Pada pahitku
Kemudian
Derapkan tekadmu
Pada pekatku
Agar kau mengerti
Betapa indahnya menjadi murni
Romantika pekat
Terlarut
Dalam hakikat...
"Mengejar Angka"
04.13
Corat-Coret
Dunia terbagi ke dalam angka
Angka-angka menjadi rebutan
Merasuki kehidupan sang aktor utama: manusia
Angka telah berkuasa
Berhasil meracuni aktor utama
Dengan berbagai cara
Angka mengatur apa saja
Bahkan mengukur siapa saja
Dari yang terdalam hingga terluar
Tak lepas dari persoalan angka
Dari yang tampak hingga yang metafisik
Tak terabaikan oleh angka
Dari yang terdekat hingga terjauh
Tak bebas dari kacamata angka
Angka-angka telah berkuasa
Lalu bercampur debu waktu
Menempel tanpa ragu
Tak peduli belia...
"Beranda Kita"
01.33
Corat-Coret
Di balik tenangnya kopi
Tertulis kisah terperi
Tentang rasa yang dijaga
Tentang janji yang dibina
Tentang makna yang ditata
Tentang citra yang diungkap indera
Hingga terbaring di dasar rasa
Akhirnya kita menjauhi beranda
Dengan warna yang terlukis di dada
Dan corak yang terpola di kepala
Entah bagaimana selanjutnya
Ingatlah! kawan
Beranda ini jadi saksi
Akan semua yang terja...
"Gus Dur dan Seorang Pengembara"
08.16
Corat-Coret
Kala hari sedang terik
Seorang pengembara bernyanyi asyik
Berarak epik bernada apik
Di tengah rimba dia berjumpa gus dur:
Hai kisanak!
Hendak ke manakah paduka beranjak?
Pakaianmu kumal tak seperti artis terkenal
Wajahmu asing bagai turis keliling
Bawaanmu sedikit seperti orang pelit
Persis nasib rakyat yang terjepit
Oleh harga yang melangit
Atau
kau memang sengaja
tidak mau terlena
Apakah kau seorang pengelana?
Sepertinya jejakmu ada di mana-mana
Namun namamu sunyi dari berita
Rupanya kau tak peduli citra
Padahal banyak yang mencarinya
Entah...