ingin bersandar pada senja
yang muncul sekejap mata
Padahal bahuku terus terbuka
untuk kausinggahi kapan saja
Bukannya aku cemburu, kekasih
Tapi nadiku berdegup malu-malu
menunggu kaucumbu
karena sudah tak terhitung
berapa kali siang-petang muncul-tenggelam berulang-ulang
Asal kautahu
bahuku seperti dulu
meski tahu akhirnya layu