"Nasib Viral"

Nasib di antara dua dunia.

Belakangan, si viral mendulang tenar.
Gaungnya hendak melangkahi semar.
Walaupun terdengar samar-samar,
namun berlapis-lapis pula yang gemar.

Aneh. Tapi lumrah.

Hampir setiap saat,
Ia melompat secepat kilat
jungkir balik bolak-balik.
Lagi dan lagi.
Seakan dunia kian menyempit.
Seakan tuannya turut terbalik.

Berlabuh jauh. Teramat jauh.
Menatap diri.

Ia pun terheran-heran.
Padahal ia tak pernah turun tangan
apalagi memainkan peran.
Tetapi namanya terus terombang-ambing dalam ingatan.
Bagaikan perahu di tengah tarian lautan.

Terkatung renung.
Mematung.
Dari petang ke petang.

kini, ia merasa sendiri
setelah dikloning tiada henti
Tetapi tak satupun mau peduli
Sebab jemari jauh lebih berfungsi
ketimbang bening akal budi
dan terang sanubari

Akhirnya...

Nun jauh di lubuk hati
Ia mengundurkan diri
Berdialog dengan diri
Meraih jawaban sendiri
Sebelum akhirnya dijemput mati

Pada nisannya,
tertuang aksara sepi, berbunyi:
"Aku hanya mati suri"