Selalu tertuang puisi
Yang menyeduh bunyi
Jauh di kedalaman hati
Pernah dari bibir cangkir
Terlahir bayi cerita
berdarah aksara sebesar nama
Tersembur bak air mancur
berwajah subur selembab lumpur
Sesekali dari ruap kopi
Melayang spora peradaban
bersayap kenyataan bertulang perubahan
Merebak ke seluruh sisi
berwarna pelangi secerah matahari
Diam-diam ampas yang tersungkur di dasar cangkir
Bersujud menundukkan badan
Sembari menengadahkan tangan
Sekaligus merebahkan kehilangan
Cangkir yang tertinggal
Tak kan lekas tertanggal
Meski tamu barunya berhamburan
Menuang dan mengulang
Menyulang dan menyilang
Dengan segala kemungkinan