Dia, kau, dan aku bercengkrama
Pada lingkar meja yang sama
Sembari menyusuri kitab berbeda
Hening sementara
Bagai palung terdalam samudera
Selama keheningan
Tak satupun berbisik
Tak satupun mengusik
Sampai kita kembali
Dengan sepenuh jiwa
Dia membuka suara
Sebagai jendela penyatuan bahasa
Kau memandang cakrawala
Dengan beragam lensa makna
Aku hanya melepas tanya
Sebagai pendobrak tabir yang ada
Aksara melingkupi suasana
Angka membangun nuansa
Indera mendera realita
Intuisi mencitra cahaya
Sampai akhirnya
Menjadi...
Papuma Beach
Barisan Pemimpin Masa Depan
HIMASKA "Helium"
Khotmil Qur'an dan Tumpengan
Kelas A 2008
Jalan-jalan ke Candi Badut+makan bareng
Perpisahan Kelas
Foto bareng di depan Fakultas Saintek
Kelas B-4 PKPBA
Kuliah PKPBA di depan Rektorat
Keluarga Besar Heler
Mandi Bareng di Penumpasan
Muktadi Amri Assiddiqi
Narsis Rumah Jorogrand
Pramusta Bapewil IV Ikahimki
Upgreding Bapewil IV Ikahimki di Pantai Papuma
"Catatan Berserat"
02.51
Corat-Coret
Kayu lapuk tampak pucat
Serat-seratnya kehilangan daya pikat
Sampai tak kuat tuk saling ikat
Padahal jaraknya begitu dekat
Kini kayu itu telah layu
Tak seperti dulu
Begitu pula dengan...
"Noda dan Celah"
10.38
Corat-Coret
Dan terkadang noda
Walaupun hanya setitik
Jauh lebih kuat
Jauh lebih hebat
'Tuk mengendapkan bagian
Bahkan melenyapkan sekalian
Pun terkadang celah
Walaupun selebar lubang jarum
Jauh lebih sakti
Jauh lebih terbukti
Bagi hamparan gulita
Yang pernah dilalui cahaya
Di antara noda
Ada celah tak ternoda
Di antara celah
Ada noda tak terbel...
"Menanti Senja"
03.11
Corat-Coret
Pada dermaga hasrat kusandarkan niat
Setelah sekian lama bertekad
Menjaring mimpi berkelebat hebat
Senyumlah sembari melukis senja dengan tinta warna warni
Tepat di relung hati
Hingga terlahir seikat pelangi
Rengkuhlah pena hingga menjelajah dunia
Dengan segenap jiwa dan cinta
Lalu berkelana di kolong semesta
Dari masa ke masa
Sampai itu tiba
Cahaya hidup mampu diraba
Pun dibina...
"Setajam Pedang SARA"
04.38
Corat-Coret
Aku kian bertanya
Dalam perih yang mendera
Kenapa kau menikamku dengan pedang SARA
Bukankah kita bersaudara
Andai saja kutahu
Rasa bisa kalah oleh sentuhannya
Kan kubiarkan dada ini lebih terbuka
Andai saja kumengerti
Rela bisa hangus karena tega
Kan kusingkirkan cela dalam jiwa
Andai saja kusadari
Tali bisa putus karena taji
Kan kujalin cinta tanpa prasangka
Iya, andai saja......
"Lautan tanpa Garam"
04.31
Corat-Coret
Negeriku negeri kepulauan
Dari barat sampai timur diselimuti lautan
Di perutnya nelayan menitipkan harapan
Harapan yang membentang
Di antara butir-butir pasir berhamburan
Negeriku menimbun kekayaan
Rumput dan alga bergoyang-goyang
Bagai tarian bidadari di tengah pedalaman
Semua mata terpaku padanya
Bahkan tak ingin beralih pandang
Ikan-ikan meliuk-liuk membelah gelombang
Melompat-lompat memompa insang
Bagai sirkus di kolam renang
Semua tepuk tangan
Bahkan teriak kegirangan
Garam yang terbenam
Terhampar di ladang penantian
Memutih lalu Mengkristal
Menjadi...
"Jalan Pulang"
05.55
Corat-Coret
Tatkala meninggi
Harga diri terpaut di awan tinggi
Sampai lupa sedang memijak bumi
Sepanjang ruas yang ditapaki
Kuharap suatu saat nanti
Kan berjumpa jalan kembali
Jalan yang dikehendaki...
"Benang Waktu"
10.18
Corat-Coret
Gemercik air tiada henti berbunyi
sementara jangkrik dan kodok asyik bernyanyi
Walau mereka tak pernah peduli
Ada telinga yang berkenan menghampiri
Apalagi menikmati
Malam kian sepi
Meninggalkan hiruk pikuk siang hari
Hingga fajar menyapa kembali
Begitulah lembaran hari
Berputar mengelilingi
Akan terus terpenuhi
ataukah
Mengalir tanpa isi...
"Temu Rasa"
19.05
Corat-Coret
Selembar waktu mulai membeku
Merekam jejak muasal yang bisu
Lantas membungkus rindu yang kerap merayu
Pada daun hijau di hamparan syahdu
Pikiran yang terpisah iri dan curiga
Telah terburai bahkan terlupa
Hati yang berlapis gelap dan bangga
Telah tergerus bahkan berpijar cahaya
Jiwa yang terancam dan tertikam
Telah berteduh dan kembali tenang
Hanya itu yang kurindu
Sebab di sanalah kita menyatu...
"Menyoal Kopi"
18.51
Corat-Coret
Kali ini bercanda bersama sunyi
Hanya ditemani secangkir kopi
Diam-diam kopi bernyanyi sendiri:
Diriku tak mengenal tamu yg mendekat
Tak mngenal kepentingan yang melekat
Tak memaksa siapapun untuk tercurah nikmat
Tak menghukumi yang bersamanya
Tak menghujat yang di sebelahnya
Bahkan
Tak peduli pada kata yang menilainya
Begitulah secangkir rasa
Terkadang dituduh karena kurang gula
Terkadang dihujat karena tak sesuai selera
Terkadang dihina karena racun yang menumpanginya
Terkadang dibenci karena jejak di lain hari
Tetapi kopi tetaplah kopi
Untuk...
"Geser Gusur"
07.59
Corat-Coret
Pagi menjelang siang di pojok warung kopi, datanglah
para perwira dengan gagahnya seperti sedang memburu sesuatu. Sebagian memakai seragam dinas, sebagian lagi hanya memakai kaos oblong. Di depan meja
kasir duduk seorang anak kumel dan kesal, keduanya saling bertatap mata bagaikan perjumpaan
pertama sepasang kekasih. Sementara di bangku yang lain, anak berambut keriting duduk
santai dengan pandangan yang tajam sembari mengerutkan kening. Maka mulailah dialog
di antara mereka:
“Selamat siang, kok sepi ya?”
“iya Pak, maklum sibuk mencari nafkah...
"Hadiah Untuk Kalian"
19.39
Corat-Coret, Hiburan
Hari ini tanpa basa basi
Kupalingkan muka darinya
Namun mereka membalasnya dengan wajah bercahaya
Juga dada terbuka
Ketika kuberanjak pergi
Si roda dua menggeliat menggoda
Karena jiwanya mati badannya tak berdaya
Tangan mereka pun bergegas menjamahnya
Penuh suka cita meski noda melekat di mana-mana
Walaupun akhirnya tetap kembali ke tangan empunya
Dalam diam kusadari
Diriku telah didekap kebodohan
Disekap keangkuhan
Dihujam keegoisan
Dilibas keterasingan
Hingga kubersandar di relung sunyi
Menatap diriku sendiri
Tapi berlaksa bait terus kukirimkan
Sebagai...
"Beranda Kita"
05.26
Corat-Coret, Hiburan
Di balik tenangnya kopi
Tertulis kisah terperi
Tentang rasa yang dijaga
Tentang janji yang dibina
Tentang makna yang ditata
Tentang citra yang diungkap indera
Hingga terbaring di dasar rasa
Akhirnya kita meninggalkan beranda
Dengan warna yang terlukis di dada
Dan mekanisme terpola di kep...
"Meja Bisu"
10.04
Corat-Coret, Hiburan
Seperti sedia kala
Kala rindu melanda
Tangan terbuka merapal mantra
Sampai akhirnya
Bersatu di hadapan meja tua
Tanpa rasa
Tanpa su...
"Angka dan Kita"
06.28
Corat-Coret, Hiburan
Angka tak pernah berkata
Apalagi 'tuk bercerita
Hanya saja 'kan berbeda
Kala suara lain menjelma darinya
Atau
Nafas luar merasuk ke dalamnya...
"Nostalgia Meja Bundar"
09.43
Corat-Coret, Hiburan
Lagi dan lagi
Nostalgia ini kita bina
Di atas meja yang sama
Sembarang rasa terjaga
Sekelabat cerita terbaca
Setumpuk asa terekam masa
Sampai akhirnya
Dahaga terbayar tuntas
Dengan torehan berbekas
Bersama jiwa yang meluas
Pun cinta tak terbatas...
"Kisah Langit dan Bumi"
08.09
Corat-Coret, Hiburan
Tak perlu pandai
Hanya untuk berbangga diri
Tak perlu perkasa
Hanya untuk berkuasa
Sebab langit yang tinggi
Tak pernah berkata:
"Aku selalu lebih daripada bumi"...
"Sajak Cahaya"
22.45
Corat-Coret, Hiburan
Mata di depan kaca
Menembus pandang
Menangkap dunia
Cermin di sekitar raga
Membagi dunia jadi dua
Mencitra sebagai makna
Sementara lensa di tengahnya
Menjembatani saban masa
Berupaya mengada
Dan ber-ada...
"Berdiri di Tengah Badai"
00.51
Corat-Coret, Hiburan
Badai Kali ini
mengantarku pada kenangan kala itu
saat kau berdiri tegak di tengah dilema
sembarang mata hanya menelanjangimu
sembarang suara hanya menjeratmu
sementara aku dirajam takut
takut merajang tak berkesudahan
Andai kau tak terjebak di sana
di tengah geming padang gulita
pasti! senyummu merekah seperti sedia kala
senyum sempurna seperti purnama
yang dirindu oleh penunggu surga
Tapi kuyakin badai kan berlalu
seperti masa lalu
yang tegar menghadap masa depan...
"Bingkisan Perubahan"
00.53
Corat-Coret, Hiburan
Duh.. duh.. aduh
Ada yang aneh kala kau muncul
Kau datang secara tiba-tiba
Membawa bingkisan bertuliskan sabda
Di dalamnya terpatri khazanah bernapaskan perubahan
Sebenarnya untuk siapa saudara?
Namun kau hanya tersenyum dalam diam
Laksana rahasia di balik mantra
Dih.. Dih.. Dih
Sepertinya kau telah berjumpa mimpi-mimpi
Atau sedang dirundung rindu akan sesuatu?
Dari berlaksa-laksa kata
yang bersanding rupa tokohnya
Dan bertakhta latar empunya
Terpancar energi tak biasa
Sampai-sampai lidah tak kuasa berucap apa-apa
Walaupun begitu
Semoga semesta...
"Sowan ke Rumah Sendiri"
10.06
Corat-Coret, Hiburan
Apalah hamba di belantara semesta
Ketika hanya dilihat dari satu sudut
Padahal sisi lain pantas dirunut
Siapalah daku di rimba dunia
Ketika hanya dipandang sebelah mata
Padahal indera tak cuma satu
Mulai membuka diri
Dari tabir yang menyelimuti
Kenapa saya dikira begini
Kalau sekedar terpaut atribusi, juga teori
Padahal tak segalanya dapat terkira
Bagaimana pula diri mengaku sejati
Kalau bertolak melawan yang hakiki
Lantaran seringkali luput diri
Tabir hilang seketika
Dalam taman kilauan cahaya....
"Berebut Nomor Urut"
00.55
Corat-Coret, Hiburan
cuit... ciii.. cucuit..
sorak sorai bergemuruh
terpental dari dinding yang tersentuh
ketika paslonnya meracik teluh
di hadapan sayap yang tengah bertaruh
tuh, ini calonku, pantas peroleh nomor satu
sembari menepuk dada dengan bangga
nah, itu calonku, cocok pegang nomor dua
sembari memberi hormat dengan tunduk kepala
wah, dia calonku, tepat sekali dengan nomor tiga
sembari menyampaikan salam dengan tepuk tangan
hore.. rehore.. horere
calonku yang bakal menang
suaranya pasti melampaui...
"Jamuan Literasi"
09.02
Corat-Coret, Hiburan
Tatkala mentari menyingsingkan lengan
Kita bersila bersama di tengah sepetak ruangan
Menikmati nyanyian kerabat suara yang didendangkan
Sembari mencicip jajanan lokal yang disuguhkan
Tak terasa nasib literasi sedang diperbincangkan
Tak terasa masa depan literasi tengah didiskusikan
Dan tak terasa harapan literasi telah digoreskan
Hingga literasi membumi
Dan tak terpaut di awan tinggi
Di tengah ruangan itu
Melodi dan puisi bersatu dalam lagu
Seakan enggan dikoyak-koyak waktu
Di balik tembok itu
Aksara dan angka asyik bertemu
Seakan enggan dituduh...
"Negeri Lapor"
01.47
Corat-Coret, Hiburan
Negeriku, negeri lapor
Orang-orang bebas melapor
Lapor ah lapor bagai hujan meteor
Lapor ah lapor bagai perang teror
Negeriku, negeri lapor
Semangat pelapor membara seperti kompor
Sontak terlapor merasa kena bakar
Sehingga tutur kotor pun terlempar
Sebab jelaga di dada terlampau berkobar
Negeriku, ya negeri lapor
Setumpuk laporan mengantri di meja kantor
Sederet nama pun mendadak tersohor
Seakan bias ujaran menjadi virus menular
Dan merusak akar mengikis akur
Lapor eh lapor
Karamnya jamuan berpikir
Lapor eh lapor
Kandasnya hidangan berkelakar
Andai...
"Anak Kembala"
19.53
Corat-Coret, Hiburan
Di tengah asrinya sabana
anak kembala berbaring berselimut angin
Seluas pandang tumbuh ilalang di tepian
Di sana sapi, kambing, kuda, dan domba bercengkerama
Menunduk pada hijaunya alam
ketika lamunan sang pengembala melayang jauh
Mimpinya menari-nari menyibak padang
Lalu mengendap di daun-daun yang dikunyah hewan
Wajahnya girang sebab perut asuhannya kenyang
Sesekali mereka bersendawa
bertukar cerita sembari melahap makanannya:
"Tuan kita baik ya, sedia menunggang waktu hanya untuk mengasuh kita", kata sapi betina
"kita tak pantas kurus...
"Negeri Tretetet"
21.48
Corat-Coret, Hiburan
Umtretetet
Kata-kata yang buncah seketika
Kala matamu menatap layar kaca
Sambil menggeleng-gelengkan kepala
Masih terus kau merapalnya
Karena terheran
Kuberanikan diri tuk bertanya:
Hai, Saudara, kenapa kepalamu begitu?
Umtretetet
Negeri kita semakin aneh...
Oladala
Aneh-aneh saja kau ini
Padahal tiada yang aneh dengan negeri ini
Mungkin pikiranmu yang aneh
Atau
Memang yang tengah kau pikirkan yang aneh
Umtretetet
Yah..yah..yah..
Aneh ya!
Hemmm...
Keduanya gelengkan kep...
"Kalau hanya.."
18.12
Corat-Coret, Hiburan
Kalau hanya bungkus yang kau beri
Lantas akan terisi dengan apa?
Kalau hanya isi yang kau cari
Lantas akan tertutup dengan apa?
Bukankah pada keduanya
tersimpan suatu rahasia?
Kalau hanya dunia yang kau puja
Lantas di alam baka kan peroleh apa?
Kalau hanya akhirat yang kau damba
Lantas persiapan di duniamu bagaimana?
Bukankah keduanya terikat oleh suatu sekat?
Iya
Kalau hanya...
"Patung Gus Dur"
05.18
Corat-Coret, Hiburan
Di tangan sosok pemahat kayu
Sebatang jati jelma patungmu
Kau ditata olehnya sedemikian rupa
Bagai menimang-nimang anaknya
Sehingga pukau berlaksa-laksa mata
Suatu waktu, ketika dibuka bagi umum
Beragam muka menatapmu yang terus tersenyum
Kupu-kupu dan burung-burung
yang bertandang ke seberang taman
Merasa iri dengan warna warni orang yang berdatangan:
"Kok bisa rukun dan bersatu ya" tandas sang burung
"Seperti pelangi di sayapku saja" sahut kupu-kupu yang sedang terbang
"Andai, kita seperti mereka, taman pasti tak bakal murung" ucap anak burung
Ketika...
"Jembatan waktu"
03.25
Corat-Coret, Hiburan
Bulan berjalan begitu cepat
Purnama termangu di ujung tongkat
Dentang arloji masih presisi dan tepat
Namun langkahku serasa tersendat-sendat
Kalender terbata-bata menerangkan semua
Semenjak januari sampai desember menua
Beraneka warna terekam ingatan purba
Parade kisah dirundung kasih
Rajut cerita dirubung berita
Pesona rupa ditumpang citra
Balada lama didekap mala
Catatan baru disergap haru
Deretan sarat diseret hasrat
Tatkala musim hampir berakhir
Tak sengaja kita bertatap muka
Lantas gelas waktu ikut berkelakar
Di atas meja rindu peraduan...
"Akademia 2"
02.43
Corat-Coret, Hiburan
Di seberang sungai pinggiran desa
Berdiri gedung tua beratap segitiga
Kemiringannya serupa menara pisa
Di halamannya berkibar bendera pusaka
Warna dindingnya pudar dimakan usia
Untuk sampai menyentuh gerbangnya
Anak-anak berangkat semenjak pagi buta
Berjalan melewati setapak berhasta-hasta
Kadang-kadang duri-duri bersembunyi Merasuk memeram diri dalam kulit ari
Kemudian membusuk seperti erupsi gunung berapi
Kadang-kadang tersandung kerikil dan batu
Memetakan luka menganga juga membiru
Kadang-kadang terguyur hujan tersengat panas
Meninggalkan belang...
Pesan Rindu
02.41
Corat-Coret, Hiburan
Benih cahaya di depan mata
Di sanalah terbitnya pelita
Muhammad bin Abdullah namanya
Pencerah untuk alam semesta
Ketika waktunya tiba:
Orang-orang berduyun-duyun merayakan hadirnya
Lantunan shalawat menggema dimana-mana
Getar asma terdengar sampai angkasa
Jagat raya sungguh mendambanya
Desau angin bercerita:
Umat islam sedang berlomba-lomba
Menghadap Tuhan yang mahaesa
Pendulum waktu berdenyut lembut
Selembut kalimat jelma azimat
Andai kami merupa sepertimu
Sudah persiskah dengan perangaimu?
Andai kami mengklaim sama denganmu
Sudah persiskah...
"Halaman"
05.32
Corat-Coret, Hiburan
Nada sendu nyanyian rindu
Dari seruling bambu yang mengalun syahdu
Di halaman rumah tempo dulu
Tua muda pria wanita duduk bersama
Bercanda ria bertukar cerita
Sementara alam pun bernostalgia:
Kicauan burung-burung yang bertengger di ranting pohon
Bersahutan dengan Alunan bunyi dari gesekan dedaunan
Bertalu-talu laksana simfoni rindu
Di konser masyhur nan merdu
Lantaran rindu termangu di ujung rambut
Memori yang bersemayam kembali teringat
Seketika air mata mengalir pelan nan lembut
Kudekap erat waktu yang tersekat
Seakan diriku kembali sakau...
"Terasing dari Tanah Sendiri"
02.08
Corat-Coret, Hiburan
Ketika kubuka mata pena
Sinar surya telah beranjak dewasa
Sedang badanku masih tak berdaya
Lantaran terjebak mimpi di alam sana
Segaris cahaya menjalar dari sela jendela
Sedang diriku tengah berselimut gelap
Bersahabat dekat dengan kamar persegi yang pengap
Ketika media sosial berdering kencang
Badanku terbang melesat kencang
Jari jemari meraba ke tiap lekukan
Maka dunia maya terasa lebih nyata
Ketimbang ruang bertatap muka
Jauh di dalam sana
Sosialita tampak akrab dengan tetangganya
Entah belum atau telah dikenalnya
Entah dari lawan atau kawannya
Entah...
"Akademia"
22.11
Corat-Coret, Hiburan
Terik hari masih menganga
Memeram diri di lapis berongga
Di antara tas dan buku yang kubawa
Di dalam pena yang penuh tinta
Di lembaran yang terukir kata-kata
Di punggung batu dan kayu yang tertera rupa dan tanda
Di pakaian dan jejak yang terbaring warna dan bahasa
Dengannya aku merangkai ilmu
Mengasah akal sebagai modal
Supaya amal jelma bekal
Saban hari memasuki kelas
Menyemai diri di ruang luas nan bebas
Di hadapan lembar papan pengantar
Di atas bangku setegar tungku
Di bawah atap peneduh acap
Dengannya aku menjelajahi semesta
Memintal karya...
"Sepedas Cabai Rawit"
05.24
Corat-Coret, Hiburan
Akulah si mungil dari sebidang tanah
Yang bakal menjarah manismu ketika lengah
Melumat bibirmu hingga memerah
Walau kutahu kau tak segera pasrah
Kala kulitku serupa lumut
Kau lumat diriku sembari dihuni takut
Ha hu ha hu tak lekas buat kau terhasut
Ha hu ha hu tak kunjung buat kau bertaubat
Kala bajuku berubah merah: cerah
Kau kunyah badanku walau sedikit resah
Ha hu ha hu tak cepat buat kau pasrah
Ha hu ha hu tak langsung buat kau kalah
Namun ketika musim tak bersahabat
Kami melesat secepat kilat
Seakan tengah mengendarai roket
Padahal duduk...
"Sajak Gus Dur"
07.24
Corat-Coret, Hiburan
Kala hari sedang terik
Pengembara cilik bernyanyi asyik
Berarak epik bernada apik
Di tengah rimba dia berjumpa si Puna:
Hai kisanak
Hendak Kemanakah paduka beranjak?
Pakaianmu kumal tak seperti artis terkenal
Wajahmu asing bagai turis keliling
Bawaanmu sedikit seperti orang pelit
Persis nasib rakyat yang terjepit oleh harga yang melangit
Atau kau memang sengaja tidak mau terlena
Apakah kau seorang pengelana?
Sepertinya jejakmu ada dimana-mana
Namun namamu sunyi dari berita
Rupanya kau tak peduli citra
Padahal banyak yang mencarinya
Entah jiwamu...
"Gadis Penunggu"
05.22
Corat-Coret, Hiburan
Kududuk di atas kayu tua
Menunggu hujan tak kunjung reda
Dan kau hanya sedia
Menata piring di atas meja
Ketika pendatang berhamburan
Kau bergegas menukil pertanyaan
Mau pesan apa tuan?
Senyummu menabur berlaksa kesan
Sebab racikanmu terselip pesan
Teduh wajahmu menebar tenang
Sebab jamuanmu tertudung riang
Tatkala pengelana telah berlalu
Parasmu masih tertungkup malu
Padahal kaulah pembilas pilu
Padahal kaulah pembasuh ragu
Ketika sunyi bersandar di bangku
Kau tertunduk menatap buku
Berlembar-lembar kau telusuri
Berbaris-baris kau dalami
Seakan-akan...
"Isyarat Malam"
06.20
Corat-Coret, Hiburan
Di bawah lampu temaram
Khayalanku mengeram
Terbayang parasmu yang rupawan
Anganku terbang melintasi awan:
Kau bagaikan isyarat kondang
Di panggung sunyi yang kugoyang
Di atas sana kau terekam
Oleh selaksa mata yang memandang
Ketika mata elang menikam tajam
Kau mengelak mengibas senyuman
Bagai sayembara di atas gelanggang
Suara melayang-layang di relung malam
Desau angin terkesiap kencang
Daun-daun pun gugur beterbangan
Segera kurangkul dirimu ke balik layar
Lantas melesat serupa kelelawar
Berbalik arah menjauhi relung sunyi
Karena dawai pagi...