"Terasing dari Tanah Sendiri"

Ketika kubuka mata pena
Sinar surya telah beranjak dewasa
Sedang badanku masih tak berdaya
Lantaran terjebak mimpi di alam sana

Segaris cahaya menjalar dari sela jendela
Sedang diriku tengah berselimut gelap
Bersahabat dekat dengan kamar persegi yang pengap

Ketika media sosial berdering kencang
Badanku terbang melesat kencang
Jari jemari meraba ke tiap lekukan
Maka dunia maya terasa lebih nyata
Ketimbang ruang bertatap muka

Jauh di dalam sana
Sosialita tampak akrab dengan tetangganya
Entah belum atau telah dikenalnya
Entah dari lawan atau kawannya
Entah dari kaum yang sama atau berbeda

Jauh di dalam sana
Cela mencela dan tuduh menuduh jadi sarapan biasa
Paksa memaksa seperti lebih terasa
Menghukumi
Berebut benar menjadi menu utama

Jauh di dalam sana
Sebagian orang menjual asetnya:
Sebagai muara menumpuk harta
Supaya bisa ongkang-ongkang kaki di hari tua
Sebagian lagi menjual diri dan kerabatnya:
Sebagai penutup malu status keluarga
Sebagai pemuas hasrat semata
Sebagai penebus biang lapar dan dahaga
Sebagian pula berbagi budaya, berita dan cerita:
Sebagai penambah wawasan semata
Sebagai pengendali isu dan wacana
Sebagai gerbang arus budaya

Jauh di dalam sana
Yang jauh serasa dekat
Yang dekat serasa jauh
Akankah berlaku bijaksana atau malah teperdaya?

Usai menutup layar kaca
Kumelangkah pergi ke alam realita
Menghabisi hari di ruang kerja
Menelusuri waktu dengan karya
Di tengah dinamika masyarakat yang ada

Karena mutiara tidak terbentuk dengan sendirinya
Kecuali atas kehendakNya