Papuma Beach

Barisan Pemimpin Masa Depan

"Sepasang Sepatu"

Ikatan antara Aku dan Kau bagai sepasang sepatu Tak sama namun serupa Selalu beriringan meski tak bergandengan Kiri dan kanan tak saling meniadakan Ketika langkah kaki menapaki bumi Menelusuri arah yang pasti Kita selalu bergerak silih berganti Kau dan aku pernah terpisah Oleh rindu dan cemburu Kala itu kau terlempar Berjarak karena biak berarak Ku mencarimu di setiap sudut Ke balik padang yang tak tembus pandang Ke ujung tebing yang mendulang hening Ke dalam pelukan parit-parit sempit Ketika waktu rela menunggu Bersimbah ragu dalam sebuah...

"Di Penghujung Waktu"

Entah sudah berapa lama waktu berlalu Semenjak berjumpa kala itu Puncak semeru menjadi saksi bisu Akan janji setia untuk bersama selalu Desas desus terselip di antara perdu Ketika padang ilalang bergerak tak menentu Sedang rumbai pagi masih menunggu Di sepanjang tepi sunyi sebuah ranu Tatkala burung-burung berkicau Desau angin berkabar pedih nan sendu Saat itulah ragu beradu Mengetuk segenap relung yang pilu Nun jauh di dalam taman impian Kupu-kupu elok nan menawan Serupa pelangi kala air dan sinar tengah berpelukan Yang menoreh keindahan dan...

"Rumah Sementara"

Kucari diary yang telah lama terbaring di lemari Saban halaman kubuka perlahan Bagai menimang-nimang seorang bayi: Jauh di dalam sana, selaksa mimpi Yang telah dan akan kugapai Terukir indah nan rapi Ruas jariku bergerak lembut Dari satu huruf ke huruf Melompat dari kalimat ke paragraf Spasi dan bunyi kurekam dalam-dalam Hingga jiwaku terbang di antara angan-angan dan kenyataan Sampai ku berhenti Tepat di halaman dua puluh empat Di mana terpaut janji suci Janji untuk sehidup semati Tiada kusangka itulah hari ini Hari yang telah lama dinanti-nanti: Bagiku...

"Dari Hulu ke Hilir"

Tengah malam menjelang fajar Kaum bersarung datang berduyun-duyun Menanggalkan kemul berbalik arah menuju surau Surau sederhana bergaya lama Di sanalah mereka berkumpul begitu lama Lama menimba ilmu dengan bercengkrama bersama Bersama-sama menangkap suara Suara hati dan ilmu sang kyai Kyai yang meneruskan ajaran nabi Nabi terakhir yang kita teladani Wajahnya berseri-seri Seperti bunga di musim semi Tidak seperti kami yang hanya terberi Oleh ingin yang memoles diri dengan warna warni Kami hanyalah kaum yang pandai mengaku Merasa Dekat dengan...

"Simfoni Pagi"

Kali ini kubicara melalui butir embun yang melingkar di daun Yang membeku bersama sunyinya malam Di panggung yang sepi Ayam-ayam mulai bernyanyi Bagai simfoni di persimpangan malam dan pagi Sementara lantunan jangkrik di semak belukar Bergetar-getar bagaikan tarian senar gitar Mereka berjumpa di badan suara Kemudian menyulam irama jagat raya O talas yang tak tersentuh basah Lihatlah mutiara pagi mulai berseri Tatkala bening berpendar Lalu menyentuh jiwa yang keruh Komposisi terus berganti Hingga keduanya kembali O rumput yang bermain bersama...

"Hari H"

Jauh-jauh hari siapkan diri Ketika pendulum waktu berlari: Perayaan hari-hari besar bertamu lagi Sorak sorai begitu ramai: Hore...hore..hore... Anak-anak berlari-lari kesana kemari Wajah mereka berseri-seri Bahagia tiada tara Duka lara seakan tak terbaca Itulah di negeri kami... Sementara di negeri seberang Anak-anak masih berjuang Mencari riang yang hilang Sebab perang masih meradang Pelor senapan datang bagai angin topan Rudal jatuh seperti rintik-rintik hujan Bom hancur sekitar pun lebur lalu terkubur Ranjau tanam bak sedang bercocok tanam Begitulah...

"Kembang Wangi"

Malam serasa berbeda jika kau ada di sana Kau Sembunyi di balik buku yang kau baca Ku hanya diam seribu bahasa Ingin kueja kata-kata yang kau baca Agar aku mengerti apa yang sedang kau rasa Namun semakin ku mencoba Diriku tak kunjung bisa menerka Kau memang seperti mawar berduri Semakin ku dekati, durimu kian menyakiti Namun wangimu selalu bisa kunikmati Walau aku tiada pernah mengerti Laksana sedang sakau di atas kesadaran diri Pagi serasa berbeda kalau kau ada di sana Kau Sembunyi di balik laku yang cenderung kaku Ku hanya terpaku bagai membatu Namun...