Papuma Beach

Barisan Pemimpin Masa Depan

"Taman Langit"

Dering malam melolong panjang Gema tabuhan menjura langit Kembang api membokongi gemintang Derap kaki mendongengi sandal jepit Kantung hitam melayang-layang Letupan pesta merias bayang-bayang Lembaran waktu bertanggalan Memeluk tanggal yang bakal tinggal Puing-puing membangunkan fajar Api unggun tertidur beku Musim datang mengetuk pagar Hari anggun terharu biru Taman langit tak lagi sengit Taman langit kembali dipingit Taman langit melangit Oh... Taman langit Seakan berhenti. Oh... Taman langit Tiada lagi. Kembali... Tenda Biru, 01-01-20...

"Kampung Halaman"

Halaman pertama: Duduk bersama Halaman kedua: Duduk bersama melingkari waktu Halaman ketiga: Duduk bersama melingkari waktu sembari menghafal rindu Halaman keempat: Duduk bersama melingkari rindu sembari merapal waktu Halaman kelima: Duduk bersama bersama-sama memeluk satu Halaman keenam: Kembali bersatu Halaman terakhir: Kembali Tenda Biru, 13 Desember 2...

"Pisau Dapur"

Dalam mimpiku yang damai, setelah datang suara lirih ibu. Diam-diam pisau yang kubungkus itu mengiris jemarinya. Darah mengucur bak air mancur. Kemudian diikat dengan plastik bekas bungkus infusku. Tiba-tiba ketika terbangun, tangannya sudah terbalut kasa dengan wajah pucat pasi. Persis seperti aku yang tersentak ketika berdiri di hadapan cermin depan kasur. Ternyata jari dan dadaku penuh dengan sayatan. Tenda Biru, 13-08-2019...

"Pakaian"

Pakaian kebesaranku dijahit oleh ibu dari urat tangannya. Warnanya yang merah merona dan penuh corak adalah bekas darahnya yang terserap. Baju itu hanya kupakai ketika momen-momen yang menentukan. Mulai dari pekerjaan dinas sampai perjalanan atas nama dinas. Mulai dari tugas ngurusin kantong sampai ngurasin kantor. Mulai dari peletakan batu pertama proyek untuk fasilitas umum sampai pengerukan batu sungai sebagai penghias taman pribadi. Mulai dari kumpul keluarga sampai pesta ria dengan mitra. Mulai dari perumusan regulasi sampai pemulusan reputasi. Pakaian...

"Telepon"

Telepon genggam yang kupegang sekarang adalah hadiah dari ibu karena aku jadi juara kelas. Meski terbilang jadul dan tidak keren tapi masih berfungsi dengan baik. Suatu hari telepon butut itu kuganti dengan yang paling baru dan canggih. Uang dari hasil diplomasi dengan ibu. Dengan telepon baru itu aku bisa mengakses segala informasi. Mulai dari yang biasa-biasa hingga yang aneh-aneh. Rasanya aku menjadi lebih canggih dari yang lain. Mulai dari bangun tidur sampai tidur, telepon itu selalu disampingku. Aku sangat bahagia dan merasa tidak kesepian...

"Koran"

Seorang anak kecil terbaring kaku di atas koran bekas. Di atas informasi itu ia meringkuk layu bagai roti yang basah kuyup. Tepat di samping kepalanya tergeletak buku 'Realitas sosial' beserta pensil kayu sepanjang lima senti. Entah ia peroleh dari mana. Yang jelas masih lebih mengkilap dari kaos yang melekat di badannya. Sembarang mimpi melangkahi tubuhnya yang dekil dan mungil. Sesekali kaki tangannya bergerak karena dirubung lalat. Ia pun kembali dari mimpinya dalam keadaan telanjang bulat. Kemudian menulis kisah pada bibir jalan yang tidak...

"Kepingan Senja"

Senja di kening pantai Terbaring santai Seperti setangkai teratai Bersimpuh dalam damai Senja di ujung galah Berdiri meraih bungah Begitu resah, begitu pasrah Senja merapal mantra Suaranya tak tertangkap telinga Namun gelombang ekstase dibuatnya Senja melukis citra Gatranya tak terperangkap mata Namun cakrawala terbuai dibikinnya Senja memintal warna Ronanya tak terperanjat nuansa Namun figura terpana disulapnya Senja tumbuh dewasa    Dalam tangkup langit bertenda Senja semakin menua    Dalam lingkup horison bertanda Senja...

"Tuang"

Pada secangkir kopi Selalu tertuang puisi Yang menyeduh bunyi Jauh di kedalaman hati Pernah dari bibir cangkir Terlahir bayi cerita      berdarah aksara sebesar nama Tersembur bak air mancur      berwajah subur selembab lumpur Sesekali dari ruap kopi Melayang spora peradaban     bersayap kenyataan bertulang perubahan Merebak ke seluruh sisi     berwarna pelangi secerah matahari Diam-diam ampas yang tersungkur di dasar cangkir Bersujud menundukkan badan Sembari menengadahkan tangan Sekaligus merebahkan...

"Garis Edar"

Siang beranjak pergi Mengemas senja di balik topi matahari Meski wajahnya letih tapi Terpancar rona berseri-seri Malam membuka diri Menggelar rapi selembar tikar sunyi Agar langit lekas menyelimuti mimpi Dan merangkul sembarang melodi tak bertepi Diam-diam seperti mati Terang-terangan tumbuh kemba...

"Purnama dan Gerhana"

Purnama dan gerhana Adalah dua museum purba    yang duduk bersila di angkasa      dan pintunya selalu terbuka Untuk kita ziarahi   atau      ia bertandang sendiri Terang-terangan atau diam-dia...

"Belum Sempat"

Lebaran tahun ini    datang terlalu dini Karena belum sempat haturkan diri    kepada malam yang diam-diam      mengemas gelap ke dalam    lengkung peci dan tasbih sunyi Lebaran tahun ini    datang terlalu pagi Rasanya belum sempat tabur kasturi    kepada senja yang tiba-tiba      menyimpan gairah pagi ke dalam    wadag parfum dan mekar bunga sekuntum Lebaran tahun ini    tiba begitu cepat Sebab belum sempat pilih baju    yang pernak-perniknya...

"Meja Panjang"

Sudah sekian musim kita tidak bermukim Entah aku yang terlampau dingin ataukah kau yang lupa arah angin Jauh sebelum detik ini      kita sama-sama melingkari hari      yang terpaku di dinding rindu Namun ketika masanya tiba      kita tak abai memasang mata      pada sudut lain sepanjang waktu Meja panjang pun meradang berang Empat kakinya legam terpanggang Kursi di depannya meronta-ronta Menyulap ruangan menjadi tungku menyala Meja panjang menguap menjadi gundukan awan    ...

"Satu Tiga"

Bening gelas kaca di depan retinamu    masih bisa kau tangkap sesukamu    pun sebagaimana mestinya Sementara titik yang segaris sudut matamu    hanya bisa kau kira-kira    pun belum tentu akan sama Namun mutiara di belakang kepalamu    Tiada sedikit pun terbaca     terlebih jika tak ada cermin     pun jika tak ada isyarat dari yang    lain Ketiganya seperti satu; bagi yang punya mata berbeda bagi yang pura-pura buta bagi yang hanya dengan sebelah terbuka Juga bagi...
Prev