Dering malam melolong panjang
Gema tabuhan menjura langit
Kembang api membokongi gemintang
Derap kaki mendongengi sandal jepit
Kantung hitam melayang-layang
Letupan pesta merias bayang-bayang
Lembaran waktu bertanggalan
Memeluk tanggal yang bakal tinggal
Puing-puing membangunkan fajar
Api unggun tertidur beku
Musim datang mengetuk pagar
Hari anggun terharu biru
Taman langit tak lagi sengit
Taman langit kembali dipingit
Taman langit melangit
Oh... Taman langit
Seakan berhenti.
Oh... Taman langit
Tiada lagi.
Kembali...
Tenda Biru, 01-01-20...
Papuma Beach
Barisan Pemimpin Masa Depan
HIMASKA "Helium"
Khotmil Qur'an dan Tumpengan
Kelas A 2008
Jalan-jalan ke Candi Badut+makan bareng
Perpisahan Kelas
Foto bareng di depan Fakultas Saintek
Kelas B-4 PKPBA
Kuliah PKPBA di depan Rektorat
Keluarga Besar Heler
Mandi Bareng di Penumpasan
Muktadi Amri Assiddiqi
Narsis Rumah Jorogrand
Pramusta Bapewil IV Ikahimki
Upgreding Bapewil IV Ikahimki di Pantai Papuma
"Kampung Halaman"
19.17
Corat-Coret
Halaman pertama:
Duduk bersama
Halaman kedua:
Duduk bersama melingkari waktu
Halaman ketiga:
Duduk bersama melingkari waktu sembari menghafal rindu
Halaman keempat:
Duduk bersama melingkari rindu sembari merapal waktu
Halaman kelima:
Duduk bersama bersama-sama memeluk satu
Halaman keenam:
Kembali bersatu
Halaman terakhir:
Kembali
Tenda Biru, 13 Desember 2...
"Pisau Dapur"
21.50
Corat-Coret
Dalam mimpiku yang damai, setelah datang suara lirih ibu. Diam-diam pisau yang kubungkus itu mengiris jemarinya. Darah mengucur bak air mancur. Kemudian diikat dengan plastik bekas bungkus infusku. Tiba-tiba ketika terbangun, tangannya sudah terbalut kasa dengan wajah pucat pasi. Persis seperti aku yang tersentak ketika berdiri di hadapan cermin depan kasur. Ternyata jari dan dadaku penuh dengan sayatan.
Tenda Biru, 13-08-2019...
"Pakaian"
01.50
Corat-Coret
Pakaian kebesaranku dijahit oleh ibu dari urat tangannya. Warnanya yang merah merona dan penuh corak adalah bekas darahnya yang terserap. Baju itu hanya kupakai ketika momen-momen yang menentukan. Mulai dari pekerjaan dinas sampai perjalanan atas nama dinas. Mulai dari tugas ngurusin kantong sampai ngurasin kantor. Mulai dari peletakan batu pertama proyek untuk fasilitas umum sampai pengerukan batu sungai sebagai penghias taman pribadi. Mulai dari kumpul keluarga sampai pesta ria dengan mitra. Mulai dari perumusan regulasi sampai pemulusan reputasi.
Pakaian...
"Telepon"
01.47
Corat-Coret
Telepon genggam yang kupegang sekarang adalah hadiah dari ibu karena aku jadi juara kelas. Meski terbilang jadul dan tidak keren tapi masih berfungsi dengan baik. Suatu hari telepon butut itu kuganti dengan yang paling baru dan canggih. Uang dari hasil diplomasi dengan ibu. Dengan telepon baru itu aku bisa mengakses segala informasi. Mulai dari yang biasa-biasa hingga yang aneh-aneh. Rasanya aku menjadi lebih canggih dari yang lain. Mulai dari bangun tidur sampai tidur, telepon itu selalu disampingku. Aku sangat bahagia dan merasa tidak kesepian...
"Koran"
01.45
Corat-Coret
Seorang anak kecil terbaring kaku di atas koran bekas. Di atas informasi itu ia meringkuk layu bagai roti yang basah kuyup. Tepat di samping kepalanya tergeletak buku 'Realitas sosial' beserta pensil kayu sepanjang lima senti. Entah ia peroleh dari mana. Yang jelas masih lebih mengkilap dari kaos yang melekat di badannya.
Sembarang mimpi melangkahi tubuhnya yang dekil dan mungil. Sesekali kaki tangannya bergerak karena dirubung lalat. Ia pun kembali dari mimpinya dalam keadaan telanjang bulat. Kemudian menulis kisah pada bibir jalan yang tidak...
"Kepingan Senja"
05.14
Corat-Coret
Senja di kening pantai
Terbaring santai
Seperti setangkai teratai
Bersimpuh dalam damai
Senja di ujung galah
Berdiri meraih bungah
Begitu resah, begitu pasrah
Senja merapal mantra
Suaranya tak tertangkap telinga
Namun gelombang ekstase dibuatnya
Senja melukis citra
Gatranya tak terperangkap mata
Namun cakrawala terbuai dibikinnya
Senja memintal warna
Ronanya tak terperanjat nuansa
Namun figura terpana disulapnya
Senja tumbuh dewasa
Dalam tangkup langit bertenda
Senja semakin menua
Dalam lingkup horison bertanda
Senja...
"Tuang"
02.44
Corat-Coret
Pada secangkir kopi
Selalu tertuang puisi
Yang menyeduh bunyi
Jauh di kedalaman hati
Pernah dari bibir cangkir
Terlahir bayi cerita
berdarah aksara sebesar nama
Tersembur bak air mancur
berwajah subur selembab lumpur
Sesekali dari ruap kopi
Melayang spora peradaban
bersayap kenyataan bertulang perubahan
Merebak ke seluruh sisi
berwarna pelangi secerah matahari
Diam-diam ampas yang tersungkur di dasar cangkir
Bersujud menundukkan badan
Sembari menengadahkan tangan
Sekaligus merebahkan...
"Garis Edar"
06.25
Corat-Coret
Siang beranjak pergi
Mengemas senja di balik topi matahari
Meski wajahnya letih tapi
Terpancar rona berseri-seri
Malam membuka diri
Menggelar rapi selembar tikar sunyi
Agar langit lekas menyelimuti mimpi
Dan merangkul sembarang melodi tak bertepi
Diam-diam seperti mati
Terang-terangan tumbuh kemba...
"Purnama dan Gerhana"
04.42
Corat-Coret
Purnama dan gerhana
Adalah dua museum purba
yang duduk bersila di angkasa
dan pintunya selalu terbuka
Untuk kita ziarahi
atau
ia bertandang sendiri
Terang-terangan atau diam-dia...
"Belum Sempat"
07.14
Corat-Coret
Lebaran tahun ini
datang terlalu dini
Karena belum sempat haturkan diri
kepada malam yang diam-diam
mengemas gelap ke dalam
lengkung peci dan tasbih sunyi
Lebaran tahun ini
datang terlalu pagi
Rasanya belum sempat tabur kasturi
kepada senja yang tiba-tiba
menyimpan gairah pagi ke dalam
wadag parfum dan mekar bunga sekuntum
Lebaran tahun ini
tiba begitu cepat
Sebab belum sempat pilih baju
yang pernak-perniknya...
"Meja Panjang"
18.06
Corat-Coret
Sudah sekian musim
kita tidak bermukim
Entah aku yang terlampau dingin
ataukah kau yang lupa arah angin
Jauh sebelum detik ini
kita sama-sama melingkari hari
yang terpaku di dinding rindu
Namun ketika masanya tiba
kita tak abai memasang mata
pada sudut lain sepanjang waktu
Meja panjang pun meradang berang
Empat kakinya legam terpanggang
Kursi di depannya meronta-ronta
Menyulap ruangan menjadi tungku menyala
Meja panjang menguap menjadi gundukan awan
...
"Satu Tiga"
01.11
Corat-Coret
Bening gelas kaca di depan retinamu
masih bisa kau tangkap sesukamu
pun sebagaimana mestinya
Sementara titik yang segaris sudut matamu
hanya bisa kau kira-kira
pun belum tentu akan sama
Namun mutiara di belakang kepalamu
Tiada sedikit pun terbaca
terlebih jika tak ada cermin
pun jika tak ada isyarat dari yang lain
Ketiganya seperti satu;
bagi yang punya mata berbeda
bagi yang pura-pura buta
bagi yang hanya dengan sebelah terbuka
Juga bagi...