Terik siang menyapa, "Hai manusia"
Kening merengut melukis garis gigih
"Hai juga", sahut mereka
Urusi saja dirimu, pergilah
Pergi sana...lenyaplah
Knalpot berteriak menusuk kuping
Jalanan berjubelan seperti parade siang
Saling menyalip seperti kesetanan
Macet memang langganan kita
Pedagang, tukang parkir dan gedung tertawa...hahahaha..
"Suasana begini sudah biasa",
"Terima saja apa adanya", cetusnya
Gorong membalas:"Mukamu tak selebar dadamu"
"Punggungku kau penuhi semaumu"
"Pipiku kau olesi oli dan minyak, dimana-mana"
Terus kau mengumpat dengan mulut menganga
Baunya menebar kemana-mana
Nikmati saja...
Pejalan kaki dan pengayuh sepeda mengelus dada
Melukis jejak tanpa keluh kesah
Mengais dan menimba melawan sengatan dunia
Lemah gemetaran tak kuasa merayu
Dada membusung hentak tabur ancaman
"Inilah kami", kaum tertindas namun tak kalah
Golongan terpandang dari mata terpejam
Sekali berjuang..tetap berjuang..
Melawan penindasan..
Menghantam ketidakadilan..
Mendobrak kekuasaan..
Menampar penjilat..
Melempar kesewenangan..
Camkan...
Ingatlah..
Sampai dunia tak ada lagi