Papuma Beach

Barisan Pemimpin Masa Depan

"Secangkir Kopi Nusantara"

Bapakku pak bajo petani yang mengabdi Tanam padi tuk makan sehari-hari Ragam varian sebagai modal anak istri Sebagian mengisi pasokan negeri Namaku arta putra kedua paling beda Rambutku kriwul terbang semaunya Gayaku cukup sederhana alias natural Namun impianku jadi nomor setunggal Gubukku sepetak tanah mendayu seperti omah kayu Tetanggaku si peyot senang kerja bakti Temanku kang Unyuk akrab dengan tradisi Melek teknologi berisi seperti padi Kakekku Satibi tak sembunyi dibalik keriput Tanpa mengeluh seolah tak kenal rumit Menguras parit yang...

"Romansa Malam"

Titik demi setitik mengguyur halaman Nyanyian atap berdendang ditengah kesunyian Pohon rindang menari ke kiri ke kanan Sampah-sampah bertumbukan menyumbat aliran Kilat petir menyambar pecah kegelapan Anak-anak merengek tersudut ketakutan Penghuni gubuk seliweran amankan harta benda Lampu padam hiasi romansa gundah gulana Air tumpah penuhi kekhawatiran warga Anak jalanan menggigil di tepian jalan raya Pengendara pontang panting kebut sebisanya Pedagang kaki lima buru-buru gulung dagangan Pelajar kocar kacir tutupi lembar bacaan Gadis paruh baya...

"Basa Basi Bahas Bahasa"

Bahasaku ada karena bahasamu Bahasamu tumbuh karena bahasaku Seperti anak kecil dengan dunianya Ucapanmu hipnotis alam pikiranku Kata-kataku kecoh pandanganmu Seperti mantra-mantra dalam doa Raut wajahmu kelabui perhatianku Sayup mataku umpan hasratmu Seolah terbang memgitari angkasa Utak-atik metaforamu semaikan keraguanku Alur ceritaku buramkan masa lalumu Seperti simsalabim di negeri abrakadabra Bunyi suaraku memekik samudra pengetahuanmu Alas keyakinanku terbabat kebenaran palsumu Seolah fatamorgana di wajah jalan raya Sorot matamu menembus...

"Kamar Kosong"

Pintu ku tarik pelan-pelan Sambil bersiul ku buka kran Gemercik air temani tong kosong dengan merdu Semua mulai liar tak terkendali Busa sabun jejali kulit kasarku Tangan usilku jelajahi ujung ke ujung Ribuan mata mengintip celah angin Mulut berbusa seperti lidah ular berbisa Menikam gerak terkulai lemas Nyanyian sahdu dari balik kamar kosong Menggoda angin napas yang mendesah Darah berpacu seakan balapan liar Jantung berdebar bak genderang perang Tak terasa air bercucuran ke selokan Seperti tsunami hantam daratan Kikis permukaan tebar ketakutan Tak...

"Siang Menggoda"

Terik siang menyapa, "Hai manusia" Kening merengut melukis garis gigih "Hai juga", sahut mereka Urusi saja dirimu, pergilah Pergi sana...lenyaplah Knalpot berteriak menusuk kuping Jalanan berjubelan seperti parade siang Saling menyalip seperti kesetanan Macet memang langganan kita Pedagang, tukang parkir dan gedung tertawa...hahahaha.. "Suasana begini sudah biasa", "Terima saja apa adanya", cetusnya Gorong membalas:"Mukamu tak selebar dadamu" "Punggungku kau penuhi semaumu" "Pipiku kau olesi oli dan minyak, dimana-mana" Terus kau mengumpat dengan...