Angin malam mulai menusuk raga
terdengar alunan suci dari balik dinding tua
semua berlomba mendapatkan cahaya dan nikmatNya
dibilik lain ditengah aula mereka membuka jendela dunia
menuturkan cerita tentang aneka bangsa
harga si "merah" melonjak adalah bagian dari rekayasanya
tubuh besar menjadi sasaran empuknya
bukan karena fisiknya melainkan nilainya
namun semua pinter menyembunyikan kebenarannya
kompetisi prestisius seakan menjadi motornya
tak ada yang lebih berharga dibandingkan mendapatkannya
bulan besar seakan menjadi ladang menanam benihnya
tanpa ragu dan khawatir dengan perubahan niatnya
tanpa takut akan ancamanNya
padahal janjiNya pasti benar ada
Perayaan menjadi momen berharga dan refleksi diri baginya
jika semua berkaca akan jejak pendahulunya
kembali menuju satu rasa dan asa
itulah harapan nyata kita semua