"2 Mei"
Lembaran baru kala itu mulai dibuka
celotehan kaum elit dan koleganya bertukar rasa menggapai cita
Silih berganti memeras otaknya
Paras tegas ibu pertiwi berbagi makna akan nasib rumah dan isinya
Penghuni senayan berkicau akan muaranya
Sosok polos bernada lembut menarik benang merahnya.
pemilik kursi mewah menjadi ujung tombaknya
Tunas bangsa tak berdosa santapan lezatnya
Seakan tak ada yang mau peduli padanya
wajah lemas, melas dan tak berdaya tersentak mencoba untuk menyapa
Sistem rimba terus mencari mangsa
kompetisi fiksi dalam kehidupan nyata
Volume sama dipukul rata
Kambing hitam terus merajalela
Mutu tinggi harapan belaka
Memanusiakan manusia begitu semestinya
Nilai luhur jangan sampai lupa
Seperti papan pendidikan kita