Papuma Beach

Barisan Pemimpin Masa Depan

"Warta Alam"

Air Api Angin Tebing Gelombang, dan Gejala alam tak selalu terkendali Bergerak dengan bahasanya sendiri Mencari keseimbangan d...

"Suatu Malam.."

Bagaimana mungkin Mengutuk malam yang diam-diam Merapikan kenangan Pada kantung-kantung ingatan Bagaimana mungkin Menghujat malam yang diam-diam Membasuh keletihan Pada tikar keterlelapan Iya, bagaimana mungkin Mengumpat malam yang diam-diam Menata kekhusukan Pada alas penghambaan Dan, bagaimana mungkin Menghina malam yang diam-diam Mengatur kesungguhan Para penghuni dan pegiat malam Suatu malam Dalam diam Sebelum terbenam...

"Konser Hujan"

Rintik hujan mengetuk atap Melantunkan bait-bait hangat Bagai orkestra bunyi Pada panggung harmoni Rintik hujan itu Terjatuh lalu Berlabuh dari hulu ke hilir Menghantarkan pesan tersembunyi Ketika kita asyik menikmati Meresapi dengan segenap hati...

"Hujan dan Rindu"

Hujan menimang rindu Rindu meminang waktu Keduanya menyatu Menjadi kamu Itulah yang kutahu...

"Ritual Kopi"

Kopi tak peduli pada tamu yang menghampiri Entah sekedar dinikmati Dihindari maupun dijiwai Sebab Ia telah merelakan diri Dalam sebuah meditasi Ia tak pernah mencaci maki Menikam sesuka hati Apalagi memuja diri Sebab sunyi dan mencecapi adalah ritual suci Yang tak pantas 'tuk dikotori Tapi kopi sadar diri Betapa segala bisa terjadi Di kemudian har...

"Ah, Ternyata"

Ternyata Rembulan punya sisi gelap Yang berlindung Di balik gemilang cahaya Dan ternyata Awan berwajah muram Menimang kesuburan Dalam rahim hujan Ah, ternyata Sisi mengemban isi Isi mendekap sisi Ah, ternyata Keduanya laksana teka-te...

"Romantika Pekat"

Tempelkan bibirmu    Pada bibirku Kemudian Tinggalkan jejakku    Pada hatimu Agar kau tahu Betapa dalamnya diriku Rekatkan hasratmu    Pada pahitku Kemudian Derapkan tekadmu    Pada pekatku Agar kau mengerti Betapa indahnya menjadi murni Romantika pekat Terlarut Dalam hakikat...

"Museum Tua"

Museum tua Di sudut desa Membeku Menanti dikubur waktu...

"Mengejar Angka"

Dunia terbagi ke dalam angka Angka-angka menjadi rebutan Merasuki kehidupan sang aktor utama: manusia Angka telah berkuasa Berhasil meracuni aktor utama Dengan berbagai cara Angka mengatur apa saja Bahkan mengukur siapa saja Dari yang terdalam hingga terluar    Tak lepas dari persoalan angka Dari yang tampak hingga yang metafisik    Tak terabaikan oleh angka Dari yang terdekat hingga terjauh    Tak bebas dari kacamata angka Angka-angka telah berkuasa Lalu bercampur debu waktu Menempel tanpa ragu Tak peduli belia...

"Beranda Kita"

Di balik tenangnya kopi Tertulis kisah terperi    Tentang rasa yang dijaga    Tentang janji yang dibina    Tentang makna yang ditata    Tentang citra yang diungkap indera Hingga terbaring di dasar rasa Akhirnya kita menjauhi beranda Dengan warna yang terlukis di dada Dan corak yang terpola di kepala Entah bagaimana selanjutnya Ingatlah! kawan Beranda ini jadi saksi Akan semua yang terja...

"Gus Dur dan Seorang Pengembara"

Kala hari sedang terik Seorang pengembara bernyanyi asyik Berarak epik bernada apik Di tengah rimba dia berjumpa gus dur: Hai kisanak! Hendak ke manakah paduka beranjak? Pakaianmu kumal tak seperti artis terkenal Wajahmu asing bagai turis keliling Bawaanmu sedikit seperti orang pelit Persis nasib rakyat yang terjepit Oleh harga yang melangit Atau kau memang sengaja tidak mau terlena Apakah kau seorang pengelana? Sepertinya jejakmu ada di mana-mana Namun namamu sunyi dari berita Rupanya kau tak peduli citra Padahal banyak yang mencarinya Entah...